Keempat: akankah dosen dan institusi perguruan tinggi lokal, mendapatkan insentif dan uluran bantuan pemerintah, untuk menjawab masalah kualitas proses perkuliahan?.
Beberapa pertanyaan lain bisa dikembangkan, tetapi list pertanyaan diatas dianggap perlu diutamakan, agar kebijakan dengan adopsi pintu terbuka tidak membuat kerancuan baru.
Efek penting dari sebuah kebijakan, adalah menimbulkan dampak positif sebagai resolusi dari masalah yang dihadapi. Karenanya kebijakan harus rinci mengatur dan melihat seluruh aspek.
Lantas perlukah kita menutup pintu dari ruang globalisasi disektor pendidikan? Tentu saja tidak, interaksi keilmuan akan terus berkembang bersamaan dengan interaksi kebaharuan ilmu yang selama ini memang didominasi pihak asing.
Bila sudah demikian, apakah dosen asing sebagai kebijakan bisa diaktualisasi? Perlu pengaturan lebih lanjut. Namun, menempatkan dosen asing sebatas dosen tamu, bagi terbentuknya interaksi akademik yang maju dan baik, adalah sebuah kelebihan.
Esensi Perubahan
Perubahan dalam kehidupan adalah hukum yang kekal, tidak dapat ditolak.
Dan dunia memang telah berubah! Termasuk dunia pendidikan tinggi. Banyak mahasiswa kita berusaha untuk mendapatkan pengalaman internasional, baik dengan merogoh kocek sendiri ataupun melalui beasiswa.
Maka kebijakan dosen asing, perlu dipahami menjadi upaya dalam mendorong perbaikan kualitas akademik, yang terbaca dalam berbagai survey atas peringkat perguruan tinggi lokal dikancah internasional.
Lalu, apakah kebijakan dosen dan kampus asing bisa menciptakan perubahan indeks kualitas akademik dalam proses hingga output pada pendidikan tinggi?. Masih asumtif.
Solusi akan perbaikan di pendidikan tinggi, yang paling dasar tentunya perluasan akses untuk mengenyam jenjang akademik, dikarenakan rendahnya angka partisipasi perguruan tinggi secara nasional.