Murka! Begitu setidaknya ilustrasi dari emosi Bu Dendy yang tak tertahankan, terlihat pada video viral nan menghebohkan sepanjang pekan lalu. Tapi kemarahan tersebut, menginspirasi secara berbeda netizen. Bahkan banyak diantaranya, membuat reka ulang kejadian secara parodi. Tanpa bermaksud berbicara tentang benar-salah atau bahkan baik-buruk, kita bisa belajar banyak dari video Bu Dendy. #terimakasihbudendy.
Pada kajian ilmu komunikasi, maka Bu Dendy dan video viralnya, membawa pesan penting dalam aspek ketahanan keluarga. Berdasarkan data 2015, tercatat sekitar 340.000 gugatan cerai, atau terdapat sebanyak 40 sidang perceraian perjam. Jadi, substansi kemarahan Bu Dendy, dalam terjemahan ketahanan atas kehidupan berkeluarga menjadi bersifat penting!.
Format Komunikasi
Membedah sisi komunikasi dari sebuah viralitas, tidak terlepas pada pemaknaan interaksi dinamis informasi, baik dalam bentuk simbol dan arti. Termasuk didalamnya membedah bentuk verbal dan non verbal yang muncul, semisal intonasi, psikologi emosi, hingga penggunaan gesture dan pilihan kata.
Mari kita urai hal ini dalam konteks (bentuk) dan konten (isi) yang terkait. Dalam wilayah konteks, maka beberapa hal menarik semisal;
(i) melabrak sebuah kasus perselingkuhan, bahkan ke rumah pelaku, disaat tertentu dan bertemu langsung, plus membawa uang puluhan juta jelas membutuhkan perencanaan.
(ii) membuka keruang publik perihal "dapur" rumah tangga memang pilihan sulit, sosial media menjadi medium ruang privat diranah publik, jelas butuh keberanian.
(iii) membangun komunikasi dominan satu arah, dengan intonasi dan pilihan kata yang khusus, tanpa membuka ruang dialog lebih jauh, berarti telah mempersiapkan data dan bukti terkait.
Cara bicara yang cepat tanpa jeda, sesekali bahkan tersengal, seolah hendak menumpahkan seluruh isi hati pada saat yang bersamaan, adalah ciri dari komunikasi penuh emosional.
Gaya dan Daya Tarik Pesan
Pada hakikat komunikasi, maka konten alias pesan menjadi hal terpenting, dan hal tersebut dapat dilihat atas gaya serta daya tarik pesan pada studi kasus video Bu Dendy.