Hidup ibarat roda berputar. Waktu berganti, pelaku jaman berubah tapi alur setting sejarah berlaku tipikal dari waktu ke waktu.
Pembangunan infrastruktur nasional tengah berlangsung, dan situasi saat ini hampir serupa dengan apa yang telah terjadi dimasa kolonial.
Menyusuri jalur Anyer seolah membayangkan transformasi infrastruktur Jawa, dimasa pemerintahan Hindia Belanda.
Kisah pembangunan jalan Anyer hingga Panarukan, membentangkan sebuah cerita kolosal tentang sebuah proyek raksasa pada masanya.
Adalah Gubernur Jenderal Daendels, yang menjadi pihak berkuasa saat itu. Mendapatkan mandat dari Napoleon Bonaparte, karena pada saat itu Prancis sekaligus menjadi penguasa Belanda.
Pada masa pemerintahan yang singkat 1808-1811, jalan sepanjang 1.000 km itu terbentuk. Kehadiran Daendels di Batavia ditujukan untuk memastikan agar Jawa tidak jatuh ke tangan Inggris Raya.
Tidak hanya dalam ranah stabilitas keamanan dan pertahanan, Daendels juga diutus untuk melakukan perbaikan aparatur administrasi pemerintahan.
Mahakarya Penjajahan
Jalan yang menghubungkan Anyer-Panarukan, menjadi penyintas waktu transportasi darat dari Barat ke Timur. Sebuah keunggulan yang diharapkan, akan mempermudah akses pertahanan dari potensi serangan Inggris.
Agaknya Daendels telah memperhitungkan semua langkahnya secara matang, sebelum keberangkatan ke Hindia Belanda. Jalan yang menjadi penghubung titik sepanjang Jawa, tidak hanya jalan baru, tetapi juga memperbaiki jalur jalan lama sebelumnya.
Disetiap titik ruas dibentuk koloni dan pos keamanan. Jalan itu multifungsi!.