Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketakutan Hantu Globalisasi di TPP

30 Oktober 2015   00:22 Diperbarui: 30 Oktober 2015   00:31 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam kerangka kerja pemerintah, maka domain deregulasi dan debirokratisasi menjadi hal yang dibutuhkan memangkas inefisiensi biaya yang disebabkan perilaku koruptif dari meja ke meja pada jalur birokrasi. Hal ini yang perlu mendapatkan perhatian. Tercatat hingga Juli 2015 terdapat 482 kasus korupsi ditingkat elit.

Meski demikian, perbaikan juga nampak mulai dilakukan. Kondisi ini terlihat dari rilis atas persepsi kemudahan berbisnis di Indonesia hasil survey Bank Dunia, dimana Indonesia mengalami peningkatan dari peringkat 120 (2015) menjadi 109 (2016) dari 189 negara. Indikator kemudahan bisnis mulai terlihat, meski belum menyentuh problem utama ditingkat stimulus berbisnis.

Sektor swasta dan BUMN harus mampu bersaing dalam skala pentas global. Karena peluang itu akan selalu terbuka, meski mengandung banyak tantangan didalamnya. Bagi pihak yang optimis, maka pesawat terbang adalah sebuah hal realistis, sementara dalam sudut pandang pesimis maka pelampung menjadi cadangan keamanan, toh keduanya saling bersimbiosis.

Pemerintah harus berhitung cermat dan cerdas. Hindari prasangka berlebih, karena dunia terus berubah, dan kita tidak bisa berdiam dalam arus perubahan tersebut. Kita tentu tidak perlu takut menghadapi hantu TPP, karena ketakutan itu probabilitasnya pun hanya 40% terjadi dalam realita, sehingga dalam porsi dominan 60% ketakutan itu tidak pernah hadir secara nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun