Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ahok: Pemberang dalam Tipe Kepemimpinan Direktif

7 Maret 2015   03:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:03 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tipikal Gaya Kepemimpinan atas Keputusan

Berdasarkan konsepsi implementasi terdapat beberapa tipikal dan gaya dalam decision making, sebagaimana berikut:

·         Gaya perintah: Memiliki toleransi yang rendah terhadap ketidakjelasan para pengambil keputusan dan mencari rasionalitas. Gaya perintah membuat keputusan dengan cepat, dan mereka fokus pada jangka pendek.

·         Gaya analitis: Memiliki toleransi yang jauh lebih besar terhadap ketidakpastian daripada para pengambil keputusan perintah. Pengambilan keputusan yang hati-hati dengan kemampuan untuk mengadaptasi atau mengatasi situasi-situasi baru.

·         Gaya konseptual: Cenderung sangat luas dalam pandangan mereka dan mempertimbangkan banyak alternatif. Fokus mereka adalah jangka panjang, dan mereka sangat baik dalam menemukan solusi kreatif atas masalah.

·         Gaya perilaku: Mencirikan pengambil keputusan yang bekerja baik dengan orang lain. Mereka memperhatikan pencapaian dari rekan kerja dan bawahan. Mereka mudah menerima saran dari orang lain dan sangat menyadarkan pada pertemuan untuk komunikasi.

Tidak ada yang bisa meng-klaim atas mana gaya pengambilan keputusan yang paling berhasil, karena tipikal tersebut memiliki kondisi aplikatif sesuai dengan masalah yang dihadapi. Simak berita ini:

Gaya Kepemimpinan Ahok yang Mengejutkan, Sabtu, 29 November 2014 | 16:49 WIB; JAKARTA, KOMPAS.com— Guru Besar Universitas Pertahanan Salim Said mengatakan, masyarakat tengah dikejutkan dengan gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Pasalnya, Jakarta terakhir memiliki pemimpin yang ceplas-ceplos pada masa Ali Sadikin.



"Kita ini terkejut karena kita sudah lama diperbudak. Di awal Orde Baru, kita sudah terbiasa dengan Ali Sadikin karena kita menyadari keluar dari ketertindasan Orde Lama," kata Salim dalam acara diskusi yang diselenggarakan di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/11/2014).

Menurut Salim, di kala Ali Sadikin resmi menjadi orang nomor 1 di DKI, keterkejutan itu perlahan-lahan diterima masyarakat Jakarta. Kini, masyarakat Jakarta kembali mendapatkan pemimpin yang memiliki gaya seperti Ali Sadikin. Namun, masyarakat belum terbiasa dengan gaya Ahok. Untuk itu, kata dia, masyarakat harus bersabar, belajar, dan menilai keberhasilan Ahok dengan gaya kepemimpinannya.

Jika Ahok mencapai keberhasilan, lanjut dia, masyarakat tidak usah kembali meributkan gaya bicaranya. "Persoalannya adalah kita sudah terlalu lama dininabobokan dan tidak berani mengangkat dagu kita. Sekarang kita ada demokratisasi, jadi menurut saya Ahok itu by product of democratization," tutur dia…

Peran kepemimpinan tidak bisa dipisahkan dengan keputusan yang akan diambil. Jelas bahwa keputusan besar memerlukan tidak hanya jiwa yang besar dan karakter yang besar pula, namun disertai dengan tanggung jawab yang besar untuk mengambil pilihan yang terbaik dari berbagai macam pilihan yang disodorkan.

Leadership role berperan dalam mendorong keputusan langsung yang penting serta genting dalam sebuah organisasi. Ahok menggunakan pendekatan langsung yang to the point tanpa pandang bulu dalam memberikan solusi bagi masalah diwilayah Ibukota. Problem yang kemudian harus disikapi adalah berhadapan dengan kondisi status quo, yakni para pihak yang telah berada di comfort zone.

Terkait apakah kepemimpinan dengan model ini akan berhasil? Perlu dilihat prestasi pada akhir periode kepemimpinan, secara teoritik dalam situasi chaotic yang penuh turbulensi, maka kepemimpinan dengan gaya direktif dibandingkan  gaya kepemimpinan lain, yang lugas dalam memberikan bentuk perintah, seharusnya mampu menjadi jawaban dalam mengatasi persoalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun