Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jokowi: Alter Ego dan Dunia Anomali

3 April 2014   09:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:09 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah hiruk pikuk kampanye politik, saya tidak tertarik untuk mengulas aspek konstelasi dan kontestasi kepartaian yang tengah gencar bertarung untuk mencapai pemilih, meraup suara dan mendulang kursi kekuasaan.

Pilihan saya jatuh pada persoalan figur, lebih dari sekedar partai yang dalam tata demokrasi ditempatkan menjadi wadah bagi saluran aspirasi. Biarlah hal itu hanya menjadi tampilan politik artifisial, karena substansinya lebih dititik beratkan pada identifikasi personal calon pemimpin masa mendatang bagi Bumi Pertiwi.

Jokowi? Kenapa dia? Pilihan terbaik yang ada dan sudah muncul dipermukaan tidaklah banyak, selain itu nampak masih didominasi muka lama serta tidak variatif, sehingga membuat sulit untuk mengelak bila Jokowi adalah Alter Ego -kepribadian berbeda dari yang lain, atas kepemimpinan dinegeri ini saat ini.

Bagaimana tidak, saat protokoler resmi menjadi prosedur tetap, maka blusukan menjadi metode pengganti. Jokowi hanya menjadi Alter Ego dari kepemimpinan bangsa, namun tetap lekat dengan rakyat kebanyakan.

Buat saya, Jokowi itu tidak beda dengan kita, sesama jelata yang memulai awalan dalam tangga kehidupannya dititik bawah, bahkan bukan trah ningrat politik. Jadi Jokowi itu adalah kita, dari tengah-tengah kerumunan dan keramaian umum.

Sebab itu maka kemudian Jokowi nampak tidak berjarak, menjadi lebih dekat, tidak ubahnya tetangga sebelah rumah, hanya yang satu ini populer. Saking terlalu biasanya, Jokowi nampak terlihat santai dalam menghadapi masalah.

Bahkan bisa berseloroh, bila dia hanya lebih ganteng sedikit dari Tukul Arwana *komedian kaliber. Mampu menertawakan diri sendiri, bukanlah barang lazim bagi pemimpin yang dibentuk melalui bimbingan konsultan politik tentunya.

Pengaruh Jokowi merentang bahkan menjadi salah satu rumor dan issu yang berpengaruh dipasar saham, dampaknya kemudian mendongkrak kenaikan bursa, meski bersifat efek temporal.

Jokowi adalah sebuah Anomali sejak kehadirannya ditanggung pentas politik nasional. Tetapi kita butuh penyegaran, bahkan melalui kondisi anomali tersebut kita bisa mendapatkan gagasan segar, berbeda dan dapat terbalik dari hal yang sering serta umumnya terjadi.

Tidak dapat dipungkiri, dunia pada abad ini pun bergerak dalam sebuah anomali dan semakin muda. Berbagai belahan dunia beringsut meremajakan dirinya, tengok Obama *anomali lain (secara Stand Up dinyatakan: Black Man at White House).

Terlepas dari keriuhan serta kegaduhan kampanye politik saat ini, memang kita patut melihat hasil akhir di 9 April nanti. Semoga angin pembaharuan berhembus dinegeri tercinta Indonesia. Merdeka...

**Tulisan ini mewakili unek-unek pribadi, tidak dibayar oleh pihak manapun.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun