Mencuat pemberitaan terkait dengan pemberian fasilitas kepada bakal calon menteri dan para pejabat negara yang nantinya bergabung dalam kabinet pemerintahan Jokowi akan mendapatkan sarana transportasi berupa Mercedes Benz tipe S300L dengan bandrol Rp1.8M/ unit untuk sejumlah 51 mobil dengan total anggaran Rp91.9M.
Semoga hal tersebut hanya merupakan usulan yang tidak direalisasikan, karena visi kerakyatan tentu tidak mengasumsikan kendaraan kelas mewah seperti Mercy menjadi prototipe dari moda transportasi yang mencerminkan keadilan sosial, terlebih ditengah kemelut kelangkaan serta tendensi akan kenaikan harga BBM bersubisi dalam waktu dekat.
Posisi saat ini adalah momentum dimana kita diharapkan dapat berbicara banyak tentang kebanggaan terhadap produk lokal, dimana ketika fase globalisasi semakin terbuka, maka kita harus mampu menjadi pemain sekaligus pelaku bukan hanya penonton dan konsumen semata, hendaknya semangat itu pula yang dipertahankan sebagai sebuah spirit dari sebuah negara yang merdeka.
Jangan hanya diam tetapi menyerang terlebih dahulu, disertai dengan kemampuan manajemen marketing yang baik diharapkan timbul dari kabinet yang baru, sehingga kita dapat berbicara banyak dikancah dunia, dan untuk hal tersebut ingatan kolektif kita kembali kepada polemik yang pernah menggelora mengenai mobil nasional, bahkan Jokowi pun pernah menggadang-gadang ESEMKA.
Kini saatnya kita tidak hanya menjadi etalase dari produsen dunia, tetapi menjadi bagian penting dalam industri tersebut. Bayangkan saja pertumbuhan otomotif di negeri ini selalu menjadi acuan dasar dari pertumbuhan ekonomi, bahkan disebut berkontribusi pada kepentingan mobilisasi arus barang dan jasa yang menggerakkan sektor ekonomi pusat maupun daerah.
Agaknya, mengapresiasi produk lokal dengan mempergunakannya, sekaligus menunjukan sikap yang rendah hari dalam kesederhanaan adalah hal yang terbaik saat ini, dimana asumsi ekonomi makro dimasa mendatang masih penuh tanda tanya bahkan belum bisa diteba, oleh karena itu mendorong kembali ESEMKA menjadi mobil kenegaraan dengan membangun basis industri otomotif domestik adalah keharusan dalam membangun kebanggaan sekaligus menumbuhkan ekonomi kerakyatan.
Hasil karya anak negeri sudah patut dibawa kepentas dunia, dijadikan sebagai role model yang dapat menginspirasi berbagai pihak khususnya kaum muda didalam bangsa ini untuk dapat berbuat lebih banyak bagi negeri, karena kalau kita hanya menjadi pemakai produk diarus utama dalam hal ini pemain besar dunia, maka pupus sudah harapan kita untuk dapat berbicara lebih banyak dan lebih jauh lagi.
Semoga saja hal ini, segera dikoreksi dan menjadi evaluasi awal atas khilaf dan silau kekuasaan yang mengedepankan prestise serta estetika semata, lebih dari sekedar dasar kegunaan dari esensi fungsional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H