Menarik untuk membangun kembali pemahaman kita akan makna kreatifitas dalam realita hidup keseharian.
Batasan yang sangat luas membentang ketika kita hendak mengurai kreatifitas dalam definisinya yang rigid, karena nafas dari berlaku kreatif adalah kemerdekaan.
Horison kreatifitas adalah kemampuan untuk membebaskan batas diri atas pemahaman mengenai diri kita sendiri serta lingkungan yang berada disekitar kita.
Bertindak kreatif dimulai dengan berpikir kreatif, dan hal itu dimulai dengan sebuah kegelisahan akan kondisi tertentu yang diidentifikasikan sebagai permasalahan.
Berpikir kreatif adalah mencari jalan keluar, dengan cara baru yang berbeda dan setiap waktu, hal ini menjadi esensial untuk menjauh dari kesamaan, terutama saat arus utama yang dominan begitu kuat melesakan ide dibenak Anda.
Kreatifitas pula yang membangun keunggulan bersaing, keluar dari area persaingan yang berdarah, menuju samudera biru.
Tuntutan kreatifitas tidak hanya terjadi sebagai suatu keharusan saat situasi sulit menjelang, tetapi kreatif justru diharapkan hadir terjadi memecah kebutuhan serta kebekuan kondisi yang stagnan.
Jepang dan Korea adalah beberapa negara yang mampu menjadikan kreatifitas sebagai bagian dari aliran darah dan urat nadi utamanya.
Penggerak kemajuan negeri sakura dan gingseng tersebut terletak pada mental kreatif, ketika kemampuan untuk mengakseptasi perubahan adalah bagian dari mekanisme bertahan hidup yang mumpuni menjawab tantangan jaman secara berkesinambungan.
Mentalitas kreatif mengakar jauh kedalam, lebih dari sekedar berpikir serta bertindak kreatif sebagai bentuk manifestasinya, namun sekaligus menjadikan mentalitas kreatif lekat dengan nilai positif (pantang menyerah, berani mencoba, bertanggung jawab -dan seabrek prinsip utama lainnya) sebagai dari perilaku keseharian dalam kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H