Mohon tunggu...
Yudhi Hendro
Yudhi Hendro Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang suami dan ayah dari empat orang anak. Bekerja di salah satu perusahaan swasta di Kalimantan. Mengelola blog pribadi : yudhihendros@wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kayu Ulin, Sang Primadona yang Terancam Punah

23 Oktober 2012   15:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:28 4143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ulin (Eusideroxylon zwagery), belian atau kayu besi, saat ini termasuk jenis pohon yang sulit dijumpai. Pertumbuhannya yang sangat lambat pada saat dibudidayakan dibandingkan jenis lain, menyebabkan kayu ini tergolong jenis langka. Pertumbuhan diameternya tidak sampai 1 cm per tahun.

1351003740956544785
1351003740956544785

Jenis kayu perdagangan ini memiliki kelas keawetan yang paling tinggi, kelas awet 1. Lebih tinggi daripada kayu jati yang tergolong kelas awet 2. Bagi masyarakat yang tinggal di pedalaman Kalimantan, kayu ini sering digunakan untuk membuat rumah, mulai dari tongkat, lantai dinding hingga atap.

1351004544897013040
1351004544897013040

Bagian atap rumah yang menggunakan sirap dari ulin dapat menurunkan temperatur udara di dalam rumah. Udara menjadi lebih sejuk dibandingkan dengan atap yang terbuat dari seng atau genteng metal. Kayunya yang berwarna kehitaman akan semakin tahan lama jika semakin lama direndam dalam air.

Tak hanya pertumbuhan diameternya yang sangat lambat. Untuk mempercepat munculnya tunas, bijinya yang berukuran besar seperti buah mentimun dan keras harus dibelah dua.

13510038381867585786
13510038381867585786

Di areal tempat tumbuhnya di hutan, pohon ini terlihat kontras dengan pohon-pohon di sekelilingnya. Batang pohonnya berwarna gelap kecoklatan dan bijinya biasanya ditemukan tak jauh dari pohon induknya.

Saat ini, gerakan rehabilitasi lahan dan penanaman pohon oleh masyarakat, pemerintah maupun perusahaan lebih mengutamakan jenis-jenis cepat tumbuh (fast growing spesies). Jenis-jenis ini dipilih karena memiliki rotasi yang pendek. Umur 6-7 tahun sudah dapat dipanen.

13510040851638675749
13510040851638675749

Selain menanam jenis cepat tumbuh, kegiatan tersebut seharusnya juga diimbangi dengan penanaman jenis-jenis langka seperti ulin.

Pencadangan areal yang ditujukan untuk penanaman jenis ulin tersebut diperlukan, sebagai upaya melestarikan jenis langka yang mulai terancam punah.

Jika upaya tersebut diabaikan, jangan heran jika pohon ulin di negara kita akan punah dan hanya tinggal cerita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun