Ada satu acara di televisi yang saat ini menjadi favorit pemirsa, Mata Najwa. Acara unjuk bicara yang dipandu oleh Najwa Shihab di Metro TV itu memang menarik. Sebagian besar episodenya saya ikuti. Jika tak sempat menyaksikan tayangannya di televisi, saya usahakan lihat di you tube.
Acara yang menampilkan wawancara menarik dengan tokoh masyarakat itu memberikan informasi, wawasan dan sisi lain yang selama ini belum banyak diungkap oleh media massa lainnya. Apa saja kekuatan Mata Najwa dibandingkan acara unjuk bicara lainnya?
1.Pemilihan Tokoh
Sebagian besar tokoh yang tampil dalam acara Mata Najwa adalah tokoh yang populer, dan newsmaker. Rasa keingintahuan pemirsa terhadap sisi lain kehidupan sang tokoh yang sebelumnya masih menjadi tanda tanya mendapat jawaban langsung di acara ini. Habibie, Megawati, Jokowi, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Roy Suryo, Angel Lelga, dan Tri Rismawati adalah tokoh-tokoh terkenal yang pernah tampil di acara ini.
2.Riset yang Kuat tentang Latar Belakang Tokoh
Hampir setiap kali bertanya, Najwa akan melihat catatan yang sudah disiapkan dan diletakkan di atas meja. Catatan itu tentunya dibuat setelah melakukan riset dan pengamatan yang cukup detil tentang kehidupan sang tokoh. Bahkan ke hal-hal yang sifatnya khusus dan pribadi.
Ingat bagaimana lagu favorit Habibie, Sepasang Mata Bola, ditampilkan mengiringi sang tokoh ketika memasuki ruangan. Kenapa harus lagu itu yang ditayangkan dan bukan lagu lainnya. Tentu hal itu setelah melakukan proses pengamatan tentang lagu apa saja yang disukai oleh Habibie.
3.Pertanyaan Spontan dan di Luar Dugaan sang Tokoh
Pertanyaan-pertanyaan Najwa yang spontan dan di luar dugaan sering membuat narasumber berpikir sejenak, tersenyum atau merenung sebelum menjawabnya. Seperti ketika Jokowi yang ketika ditanya keinginannya menjadi presiden hanya dijawab kalau dia nggak pernah memikirkan hal itu. Semua orang yang menanyakan seperti itu akan dijawab sama.
Namun ketika Najwa mengeluarkan jurus terakhir dengan menanyakan seandainya dia adalah Megawati dan bertanya,”Jokowi, kamu siap jadi presiden?”Jokowi hanya senyum-senyum simpul. Tanpa ada satu kata ;pun terucap dari bibirnya. Sebuah pertanyaan yang mungkin tak diduga oleh Jokowi
4.Mewakili Perasaan dan Pikiran Audiens
Najwa mampu berperan sebagai pewawancara yang mewakili apa yang ingin diketahui dan dirasakan oleh pemirsa. Posisinya tidak lagi sepenuhnya sebagai pewawancara, namun menjadi personifikasi rasa penasaran pemirsa dan audiens.
Ini yang terlihat ketika dia mewawancarai walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Dengan memerankan dirinya seolah-seolah sebagai warga Surabaya yang tidak menginginkan walikotanya mundur, Najwa meminta Risma di depan audiens dan pemirsa televisi berjanji untuk tidak mundur. Dengan suara yang tercekat dan mata berkaca-kaca Risma menggeleng dan tidak mau berjanji untuk tidak mundur.
Siapkan anda ketika tampil dan diwawancarai di acara Mata Najwa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H