Pangkalpinang, (29/10/2010). Walikota Pangkalpinang Zulkarnain Karim menegaskan bahwa salah satu kriteria negara maju adalah negara yang memiliki PLTN. “kita harus belajar dari Jepangyangnotabene negara korban senjata nuklir, tetapi justru 30% suplai listriknya berasal dari PLTN”, demikian tegasnya.Zulkarnain menambahkan bahwa Babel harus menjadi provinsi nomor satu dalam mengoperasikan PLTN karena lokasinya yang stabil dan strategis.Demikian hal itu disampaikan pada acara diskusi dengar pendapat mengenai tindak lanjut rencana pembangunan PLTN di Bangka Botanical Garden, Selasa malam (25/10/2010).
Sementara itu, mantan Gubernur Babel Hudarni Rani meminta masyarakat Babel agar tidak terus paranoid terhadap istilah nuklir, sebaliknya harus paham akan manfaat nuklir.Disamping itu masyarakat perlu tahu bahwa Babel adalah salah satu tempat yang sesuai sebagai lokasi calon PLTN, selain Kalimantan.
Ismiriadi, Ketua DPRD Provinsi Babel mengatakan bahwa listrik merupakan harga mati untuk masyarakat Babel karena saat ini mengalami krisis listrik.Selain itu listrik yang dibangkitkan akan menggulirkan roda industri di daerah. Ismiriadi sangat mendukung dibangunnya PLTN, baik secara pribadi maupun atas nama lembaga.
Menurutsalah satu petinggi BATAN, Noor Agus Salim, bahwa radiasi sebenarnya sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari, seperti radiasi alam dari matahari maupun dari batuan, serta sinar-X pada pesawat roentgen yang sudah familiar. Oleh karena itu tidak perlu adanya ketakutan yang berlebih jika mendengar kata nuklir.
Pada kesempatan lain Noor Agus Salim menceritakan negara Korea Selatan yang merdekanya beda dua hari dengan lebih dulu Korsel dari indonesia. Awalnya Korsel lebih miskin dari Indonesia. Resources Korsel sangat terbatas seperti minyak, batubara, dan sumber energi lainnya. Namun rakyat Korea sangat militan dan punya rasa nasionalisme yang berkobar. Lebih mencintai produknya sendiri.
Dalam hal iptek nuklir, tahun 1990an Korsel masih belajar di Pupiptek, Serpong. Namun siapa sangka saat ini sudah menjadi eksportir PLTN? Terakhir kalinya kontrak dengan Uni Emirat Arab.Dari pengalaman negara ini, apakah kita harus berbangga, hanya karena mereka (Korea, dan negara yang lainnya) itu pernah belajar di negeri kita? Menurut Noor Agus Salim, “Tak ada negara besar yang tidak memiliki PLTN”.
Amien Rais, tokoh Muhammadiyah yang terkenal pernah berpendapat bahwa negara besar tidak suka kalau Indonesia menjadi negara maju, namun demikian mereka (negara-negara tersebut) juga tidak menginginkan Indonesia tenggelam. Sedangkan untuk menjadi negara maju, harus memiliki ketersediaan energi yang cukup dan kuat.
Tujuan diskusi ini bukan mengarahkan masyarakat untuk pro terhadap PLTN, tapi sebagai ajang dengar pendapat dan masukan terhadap program nuklir yang sedang dilakukan di Babel saat ini.sehingga aspirasi masayarakat dan keinginan pemangku kepentingan dapat mengalir searah. Masyarakat Babel sendiri membutuhkan sosialisasi dan penjelasan yang terpercaya mengenai manfaat dan resiko PLTN, selain itu implementasi dari aplikasi teknologi nuklir perlu untuk terus diterapkan di masyarakat, sehingga semua pihak dapat berperan aktif dan terlibat dalam program teknologi nuklir ini. Dengan sosialisasi diharapkan aspirasi masayarakat dan keinginan pemangku kepentingan dapat mengalir searah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI