Â
Â
Pada akhir dekade 90-an, AC Milan menghadapi tantangan berat untuk menemukan stabilitas. Sang Presiden, Silvio Berlusconi, gagal menemukan pengganti yang tepat untuk Arigo Sacchi dan Fabio Capello. Pensiunnya ikon seperti Franco Baresi dan Mauro Tassotti juga meninggalkan kekosongan di lini pertahanan. Masa-masa sulit ini mencapai puncaknya dengan penunjukan Alberto Sakarini sebagai manajer yang tidak memberikan keyakinan, menghasilkan posisi finish di posisi 11 dan 10 pada tahun 1996 dan 1998.
Pada tahun 1999, Milan meraih Scudetto ke-16 mereka dengan sistem 3-4-3 yang tidak biasa di bawah Alberto Zaccheroni. Meskipun tidak meraih trofi lebih lanjut, Milan tetap bersaing di level atas Serie A. Namun, pergantian manajer terjadi lagi, dan Carlo Ancelotti mengambil alih pada tahun 2001. Musim panas yang mengesankan membawa rekrutan besar seperti Rui Costa, Andrea Pirlo, dan Filippo Inzaghi.
Di musim 2002-2003, Milan merasa siap untuk bersaing di tingkat tertinggi. Alessandro Nesta menjadi tambahan solid di lini pertahanan, dan pemain seperti Rui Costa, Pirlo, dan Gennaro Gattuso membentuk lini tengah yang kuat. Dengan formasi 4-1-2-1-2, Milan berhasil finish di peringkat ketiga Serie A, tetapi penampilan gemilang di Liga Champions membawa mereka ke final.
Final Liga Champions 2003 melibatkan pertemuan antara Milan dan Juventus di Old Trafford. Dalam pertandingan yang ketat dan keras, kedua tim tidak mampu mencetak gol dalam waktu regulasi dan perpanjangan waktu. Ancelotti berhasil membawa Milan menjadi juara setelah kemenangan dalam adu penalti.Musim berikutnya, Milan melanjutkan dominasinya dengan meraih gelar Super Coppa Italia dan merancang skuad yang semakin kuat. Mereka menghadapi Juventus di final Liga Champions 2003-2004 di mana Paolo Maldini mencetak rekor gol tercepat di final Liga Champions. Milan kembali menjadi juara, mengalahkan Juventus 3-2 di adu penalti.
Ancelotti terus mengembangkan tim dengan meresmikan formasi baru dan mendatangkan pemain seperti Kaka dari Sao Paulo. Meskipun mengalami kekalahan mengejutkan di beberapa kompetisi, Milan tetap dominan di Serie A. Di Liga Champions 2004-2005, mereka mencapai final lagi, kali ini melawan Liverpool di Istanbul.Final ini menjadi yang paling ikonik, di mana Milan unggul 3-0 dalam 45 menit pertama. Namun, Liverpool membuat comeback luar biasa dan menyamakan skor menjadi 3-3. Milan akhirnya kalah di adu penalti, mengakhiri harapan mereka untuk meraih trofi lagi.
Musim 2005-2006 melibatkan hukuman akibat kasus Calciopoli, dengan Juventus terdegradasi dan Milan mendapatkan pemotongan poin. Meskipun demikian, Milan berhasil finish di urutan ketiga dan sukses di Liga Champions dengan mengalahkan Liverpool di final.Keberhasilan Milan di era Ancelotti memuncak pada musim 2006-2007. Meskipun mengalami kesulitan awal di Serie A, mereka pulih dan meraih gelar juara. Di Liga Champions, Milan kembali ke final dan mengalahkan Liverpool dengan skor 2-1, membuktikan keunggulan mereka di tingkat tertinggi Eropa.
Meskipun sejak itu Milan belum mencapai kesuksesan serupa, era Ancelotti tetap menjadi salah satu periode paling gemilang dalam sejarah klub. Dengan pemain-pemain seperti Kaka, Maldini, Pirlo, dan Seedorf, Milan menciptakan kenangan tak terlupakan bagi para penggemar mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H