Dalam perjalanan kariernya yang penuh liku-liku, Kevin De Bruyne menemukan kenyamanan dan keberhasilan di Manchester City. Tim yang menjadikan Etihad Stadium sebagai kandangnya tidak melepaskan bakat luar biasanya begitu saja. Sebagai bukti, De Bruyne memberikan kontribusi luar biasa yang membawa trofi, termasuk Liga Champions, ke Etihad Stadium.
Perjalanan De Bruyne ke puncak kesuksesan tidaklah mudah. Ketika berseragam Chelsea, trofi Liga Champions selalu terlewatkan. Keberuntungan tidak berpihak padanya di Stamford Bridge, dan keputusan klub untuk melepasnya membuatnya merasa diabaikan seperti barang tak berguna.
Awalnya, De Bruyne menempuh perjalanan panjang dari klub Belgia, KRC Genk, hingga ke Chelsea pada usia 21 tahun. Meskipun memiliki bakat yang menarik perhatian, Chelsea tidak memberikan kesempatan yang layak padanya. Meski demikian, pit the Fisher, seorang pencari bakat veteran asal Belanda yang bekerja sebagai penasehat Chelsea, melihat potensinya. Meski awalnya tidak mendapat minat dari Chelsea, pit the Fisher mendorong Roman Abramovich untuk merekrut De Bruyne.
Namun, perjalanan De Bruyne di Chelsea tidak berjalan mulus. Setelah beberapa peminjaman ke klub Jerman, Werder Bremen, dan tanpa mendapatkan kesempatan di Chelsea, De Bruyne dijual ke Wolfsburg pada tahun 2014. Kepindahannya ke Bundesliga membuka lembaran baru, di mana ia tampil impresif dan meraih penghargaan Liga untuk Pemain Muda Terbaik.
Kembali ke Chelsea, De Bruyne mengalami kekecewaan. Meskipun memulai dengan baik di musim 2013-2014, ia kemudian menjadi penghuni bangku cadangan setelah kedatangan pemain lain. Mourinho tidak sepenuhnya memanfaatkan potensinya, dan De Bruyne dijual ke Wolfsburg.
Namun, kisah sukses De Bruyne dimulai ketika Manchester City membelinya dengan biaya yang mencapai 76 juta Euro. Di bawah asuhan Pep Guardiola, De Bruyne menjadi pilar utama dan selalu diandalkan, bahkan dalam kondisi tertatih-tatih. Musim ini, De Bruyne turut serta dalam meraih treble bersejarah, yang merupakan pukulan telak bagi Chelsea yang telah membuangnya.
Kisah hidup De Bruyne menjadi bukti bahwa kegigihan dan ketekunan dapat membawa seseorang dari kegagalan di masa lalu menuju puncak kesuksesan. Untuk Manchester City, De Bruyne tidak hanya memberikan kenyamanan tetapi juga meraih prestasi gemilang bersama the Citizens, membuktikan bahwa keputusan Chelsea untuk melepasnya adalah salah satu penyesalan terbesar dalam sejarah klub tersebut."Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H