Mohon tunggu...
Yudha Wishnuwardana
Yudha Wishnuwardana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa di IPB University yang sedang mencoba menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Resilience In Nature : Adapting to Environmental and Economic Change

27 September 2024   18:30 Diperbarui: 27 September 2024   18:35 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Industri yang Membuang Limbah di Perairan

Sungai Ciliwung, yang mengalir melalui ibu kota Jakarta, menjadi saksi nyata bagaimana aktivitas manusia, terutama industri, memberikan dampak besar terhadap lingkungan. Pembuangan limbah industri ke sungai ini menyebabkan degradasi kualitas air yang mengkhawatirkan. Meskipun sering dilakukan pembersihan oleh berbagai komunitas, kondisi sungai kerap kembali kotor akibat kurangnya pengawasan dan penegakan hukum yang tegas.

"Pembersihan sungai sering dilakukan, tapi sampah dan limbah terus mengalir. Ini seperti berusaha memadamkan api sementara bahan bakarnya terus ditambah. Kita perlu solusi yang lebih berkelanjutan dan penegakan hukum yang tegas," ungkap Ady.

Solusi: Langkah-Langkah Menuju Pemulihan Lingkungan

Mengatasi kerusakan lingkungan di Indonesia memerlukan upaya kolektif dari berbagai pihak. Ady Saiman memberikan beberapa solusi yang bisa diterapkan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan:

1. Peningkatan Edukasi dan Kesadaran Masyarakat : Masyarakat perlu lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, mulai dari mengurangi penggunaan plastik hingga membuang sampah pada tempatnya.

2. Penegakan Hukum yang Lebih Kuat: Pemerintah perlu memperketat pengawasan dan penegakan hukum terhadap industri yang membuang limbah sembarangan, terutama di daerah-daerah aliran sungai seperti Ciliwung.

3. Kolaborasi antara Pemerintah, Swasta, dan Komunitas: Pemulihan lingkungan tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak. Pemerintah, sektor swasta, dan komunitas seperti Komunitas Peduli Ciliwung harus bekerja sama dalam menciptakan program-program yang berkelanjutan.

4. Pengembangan Teknologi Hijau: Industri perlu didorong untuk menggunakan teknologi yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi emisi serta limbah yang mereka hasilkan.

5. Rehabilitasi Hutan dan Daerah Aliran Sungai: Untuk mengatasi masalah deforestasi dan erosi, perlu dilakukan upaya rehabilitasi hutan dan penanaman kembali pohon di daerah aliran sungai.

Ady menutup diskusi dengan harapan bahwa generasi muda bisa lebih aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. "Kita harus terus berjuang, meski kecil, agar alam kita bisa pulih. Jika kita menyerah, masa depan kita, dan bumi ini, akan semakin suram," pungkasnya.

Kesimpulan

Kerusakan lingkungan di Indonesia, seperti deforestasi, pencemaran air, dan sampah plastik, adalah tantangan besar yang memerlukan tindakan segera. Meskipun tantangannya besar, dengan edukasi, penegakan hukum, teknologi, dan kolaborasi antara berbagai pihak, masih ada harapan untuk memulihkan keadaan. Resiliensi alam terlihat dalam kemampuannya untuk pulih, tetapi kita juga harus siap beradaptasi dan bertanggung jawab atas perubahan yang kita buat terhadap lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun