Mohon tunggu...
Yudha Tito Saputra
Yudha Tito Saputra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

hitam, pekat, namun kadang terlalu kuat dalam jernihnya air… kerikil tajam, bukan timbunan kopi yang rapuh…

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lalu

3 Desember 2012   20:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:14 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pernah, ku patahkan asa…
Tak hiraukan takdir genggam erat lenganku, padat…
Walau ku terjungkal setelah terpecundangi lebih dahulu…

Pernah, ku didihkan lautan cita…
Yang mungkin hanya tenang sebelum ku disana…
Walau apiku hanya sebatas lengan, bukan jalan tanpa batas yang pernah terucap…

Pernah, ku basahi apimu…
Tawaku mungin dapat terlihat, kemarin…
Walau tetesku mengering setelahnya, kau sang juara…

Pernah, ku sang jawara…
Langkah ku sangat besar saat itu, melebihi harap kalian terhadapku…
Walau harus terperosok, saat telinga tak sanggup mendengar selain tawaku…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun