Mohon tunggu...
Yudha Tito Saputra
Yudha Tito Saputra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

hitam, pekat, namun kadang terlalu kuat dalam jernihnya air… kerikil tajam, bukan timbunan kopi yang rapuh…

Selanjutnya

Tutup

Puisi

#Anjing

28 Mei 2013   03:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:55 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com



•
aku tak pernah tahu mengapa harus ada perpisahan diatas semua alasan… yang aku tahu itu tidak semanis pertemuan…
•
mereka selalu berkata, takdir itu tidak ada yang tahu… aku bergumam, "ya, kau takkan pernah mengerti selama jarak logika dan hatimu pun tak dapat dikira…"
•
Tuhan pun menciptakan banyak hal berbeda-beda, namun mengapa kita masih berpikir sama untuk setiap hal?
•
aku yang disini adalah aku yang akan pergi… dan kamu yang disana adalah kamu yang telah pergi…
•
hitam dan putihnya hati tak dapat kau lihat dengan jelas… sebelum kau mengenal "abu-abu"…
•
aku tak pernah menyesal pernah mengorbankan semua untuk itu… aku hanya berusaha menjadi manusia yang mencinta… bukan memanfaatkan lalu lantas pergi, binatang dapat lebih baik daripada itu… itukah kau?
•
ya, aku mengingatmu… bukan mengenang… itu tidaklah sama… lalu ketika melihat kotoran anjing, kau akan mengingat atau mengenangnya?
•
sebagian orang berbangga dengan logikanya yang menjadikan dirinya hebat… tanpa mereka tahu peran perasaan yang telah melakukannya…
•
waktu bukanlah patokan hidup, karena ada sebagian orang yang tidak pernah hidup dalam kehidupannya…
•
kelak ketika aku mati nanti aku ingin dikenal sebagai orang yang tidak pernah dikenal… toh tanpaku semesta tetap berbahagia? kamu dan kalian, tertawalah…
•
aku tak pernah ingin hidup lebih lama lagi… waktu telah menjawabnya… semoga setelah semua ini waktuku cepat berakhir, dan senyum kalian dapat lebih terlihat…
•
permintaan maaf terbesarku dalam hidup akan kuberikan terhadap dunia ini, maaf aku telah hadir diantara senandung riang kalian…
•
mereka mungkin bermimpi dan berharap lama untuk berjumpa dengan orang orang yang mereka sayang… bagaimana aku bisa, sedangkan perpisahan selalu terlihat jelas dari pandang saya terhadap mereka?
•
pandang aku dalam benakmu saja, karena wajah ini bukan untukmu, dan bukan milik anak dari ibuku… aku kini adalah bukti hancurnya sebuah harap…
•
aku tahu kau dan kalian dapat menjadikan banyak hal menjadi indah… ya, tidak sama denganku, aku tidak… bahkan kehadiranku pun selalu menjadi buruk…
•
ingin dalam benak, tetes sianida ku masukkan kedalam kerongkongan, atau memutus urat nadi untuk semuanya… namun apa? aku pikir itu tidak akan bagus… karena tidak ada jaminan aku pasti pergi…


•
biarkan saja semua terjadi, toh aku harap aku takkan lama… ingin hati menggali makamku sendiri dan mengubur jasadku sendiri kelak… karena ku tahu tak seorangpun akan hadir nantinya dengan perasaan berduka…


•
bahkan aku ingin tetap bisa melihat semua ketika jasadku mulai tertanam, kuingin melihat banyak tawa suka cita yang akan hadir disana walaupun harus terbalut tangis palsu…


•
akulah anjing…
aku bukan putih, selamanya aku kelam…
aku tidak hidup, karena hidup telah mematikan ku sebelum aku benar benar mati…
aku bukan sebagian dari mereka, atau kalian…
aku selalu ingin melihat senyum dari mereka, walau senyum tulus tak pernah ku buat sendiri dari wajah ini, aku lebih memilih menangis dalam senyum…
aku tak pernah tahu arti kebahagiaan, kehidupan, kejujuran dan lainnya… mereka hanya menceritakannya terhadapku…
akulah anjing, akulah mayat hidup, tangis yang terselip didalam senyum, serta kutukan dibalik kata "sabar"…
akulah anjing, bunuhlah aku…


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun