Pernah kita berjalan bersama…
Melewati pergantian terbit dan tenggelamnya sang maha terang…
Bercerita, berbagi kisah tentang sepi dan ramainya gejolak hati…
Namun kau tetaplah kau…
Goresan yang diam tanpa tangis dan tawa lagi…
Pernah kita saling bertanya…
Tentang irama senandung kita pada nanti di suatu masa…
Tak satupun kata terucap…
Karena tak satupun dari kita mengerti bengisnya sebuah perpisahan…
Kita tak akan terpisahkan! jawab kita lantang dengan tangan tergenggam…
Pernah kita menangis merenung dalam kelam…
Bersama terapung pasrah dalam setiap bimbang…
Juga menertawakan beberapa kisah kehidupan fana…
Sejenak terlepas dalam himpitan hidup yang tak pernah menentu…
Dan menunggu sampai kita tak lagi dipertemukan…
Kini hari itu telah tiba…
Genggam erat jemari hanya tinggal ukiran usang…
Coretan kisah dalam buku hidup yang abadi…
Masamu 'tuk terus mengukir telah habis…
Hingga nanti disaat aku harus menutup buku, jangan lagi kau mencari dan tangisi coretan dahulu…
Karena aku akan tetap hidup dalam senandung sunyi dan perihnya "kenangan"…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H