Valentino Rossi membalap bersama Ducati selama dua musim. Sayangnya dua musim itu hanya membawa banyak luka baik untuk Rossi maupun untuk Ducati.
Padahal kombinasi antara Rossi dan Ducati sudah dinanti banyak orang dan penggemar bahkan sebelum Rossi membela Yamaha.
Sayang cerita manis dibenak orang-orang tentang pembalap Italia menang diatas sepeda motor Italia tidak akan terwujud sampai tanggal enam November 2022 kemarin lewat Pecco Bagnaia.
Walau begitu, Rossi tidak hanya pergi meninggalkan luka. Dia pergi meninggalkan beberapa hal yang kini membuat Ducati menjadi motor paling sempurna di Motogp saat ini.
Filosofi Motor Pemenang Rossi
Sewaktu pindah dari Honda ke Yamaha, Rossi menciptakan motor yang mudah dibawa dan dikendalikan.
Filosofi motor yang Rossi percayai adalah motor jinak yang mudah untuk dipacu dan dikendalikan serta hemat ban.
Di Yamaha sewaktu pertama kali pindah tahun 2004, Rossi membuat bingun banyak insinyur Yamaha saat itu termasuk pimpinan proyek Masao Furusawa.
Waktu itu Yamaha memberikan Rossi beberapa opsi setelan mesin. Ada Inline 4, 5 klep, screamer, ada Inline 4, 5 klep, big bang, Inline 4, crossplane crankshaft 4 klep, screamer dan Inline 4, crossplane crankshaft 4 klep, big bang.