Mohon tunggu...
Yudha Nugraha
Yudha Nugraha Mohon Tunggu... -

Hidup cuma sekali, manfaatkan waktu untuk melakukan hal2 terbaik disaat2 terakhir anda

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Konflik IPL dan ISL Sekarang = Konflik ISL dan LPI Dulu

28 Oktober 2011   06:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:24 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sudah saya duga sebelumnya, bahwa perjalanan jajaran pengurus baru PSSI dibawah pimpinan Djohar Arifin Husin untuk duduk nyaman di PSSI tidak akan semudah itu, tentunya saya meyakini ada orang pandai dibelakang layar yang mengendalikan ini semua yang sangat tidak menginginkan pengurus PSSI sekarang bekerja dengan nyaman, siapa mereka silahkan anda beropini sendiri. Apa yang terjadi sekarang hampir sama dengan apa yang terjadi pada era kepengurusan Nurdin Halid, dimana munculnya kompetisi sepakbola tandingan yang digelar atas prakarsa hartawan pengusaha sukses Arifin Panigoro yang berujung pada didepaknya NH dan digantikan oleh Djohar Arifin yang dianggap banyak kalangan sebagai bonekanya kubu AP dan GT yang gagal menjadi Ketua Umum dan wakil Ketua PSSI. Kompetisi tandingan yang dianggap sebagai kompetisi ilegal dibawah pengelolaaan PSSI jaman NH yang bernama Liga Premier Indonesia kini ditiadakan dan diberhentikan, kompensasinya untuk tetap berkiprah di kompetisi nasional utama (ISL atau IPL sekarang) klub yang ada di LPI harus meleburkan diri dengan klub yang ada di divisi utama ISL.

Saya melihat ada unsur kesengajaan oleh pihak-pihak tertentu agar kompetisi yang digagas PSSI sekarang dengan IPL (Indonesia Premier League) dengan pelaksana PT. Liga Prima Indonesia tidak berjalan atau bahkan tidak terlaksana meski pertandingan pembuka sudah digelar beberapa waktu yang lalu dengan mempertemukan Persib vs Semen Padang di Bandung yang di hadiri oleh perwakilan dari AFC dan dinyatakan dibuka sebagai kompetisi resmi yang digelar PSSI. Disisi lain PSSI terlihat sangat memaksakan untuk mengakomodir keinginan pihak tertentu (orang dibelakang Djohar Arifin) untuk memfasilitasi hal-hal yang berbau LPI dulu, seperti PT. Liga Prima Indonesia, penggantian nama liga dari Indonesia Super League (LSI) menjadi Indonesia Premier League (LPI - Liga Prima Indonesia). PT. Liga Indonesia selaku pelaksana kompetisi ISL dulu, telah menyelenggarakan RUPS kamis kemarin 27 Oktober 2011 dengan salah satu hasil yang disepakati oleh para pemegang saham yang sebagian adalah klub-klub yang berkiprah di ISL menyepakati untuk menyelenggarakan kompetisi sendiri yang akan bergulir 1 Desember nanti dengan rencana laga pembuka mempertemukan Persib vs Sriwijaya FC padahal Persib sendiri menjadi klub pembuka IPL saat melawan Semen Padang. Inilah kompetisi tandingan yang diprakarsai oleh orang pintar yang tidak menginginkan LPI berjalan dengan mulus dengan menumpangi kendaraan PT. Liga Indonesia dengan kekuatan hukum atas hasil kongres PSSI di Bali bahwa kompetisi tetap dikelola oleh PT. Liga Indonesia. Media TV juga tidak ketinggalan menjadi obyek konflik dua kubu, MNC yang ditunjuk oleh PSSI sebagai media tv pemegang hak siar IPL juga dipermasalahkan oleh ANTV selaku pemegang hak siar statsiun tv yang menayangkan kompetisi ISL dulu yang mengklaim ANTV masih memiliki kontrak hingga 10 tahun/musim lagi. Dengan alasan penawaran MNC lebih besar ketimbang ANTV akhirnya PSSI menggandeng MNC sebagai mitra partner PSSI. ANTV pun tidak mau kalah begitu saja, ANTV yang merupakan salah satu stasiun tv yang dimiliki oleh Bakrie Group ditunjuk PT. Liga Indonesia sebagai stasiun tv pemegang hak siar yang menayangkan kompetisi LSI yang notabene klub-klub yang akan berlaga di LSI tersebut adalah klub yang mayoritas dibiayai oleh Bakrie Group juga dengan nilai kontrak dengan PT. Liga Indonesia pun tidak kalah besar dengan MNC ke PSSI yaitu sebesar 130 Miliar per musim. Ini jelas menggambarkan bahwa kedua belah pihak tidak ada sedikitpun niat untuk menyelenggarakan kompetisi sepakbola yang benar dan bersih, namun hanya sekedar kompetisi antara dua kubu yang sedang konflik berkelanjutan tanpa mempedulikan terhadap nasib sepakbola nasional kedepan.

Mohon maaf kalau ada hal-hal yang kurang berkenan dengan tulisan ini, harap maklum. Yang jelas apa yang saya tulis merupakan ungkapan kekecewaan penulis mengamati isu-isu yang berkembang. Mohon saran dan tanggapan dari pembaca sekalian.

Terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun