Dan benar saja. Ketika Sang Pakar menelusuri lebih dalam kondisi masyarakat di kampung tersebut, mayoritas berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, kemampuan observasi Sang Pakar sudah terasah dengan baik. Intuisinya cukup tajam dengan pengalaman yang tentunya segudang.
Kembali ke soal anjing. Berbicara tentang jurnalisme, setiap jurnalis awal belajar tentang fungsi jurnalisme dalam masyarakat. Salah satunya sebagai anjing pengawas, alias watch dog. Anjing jenis ini dengan setia mengawasi sistem kemasyarakat, termasuk pemerintahan dan demokrasi.
Sang anjing akan mempergunakan segenap inderanya untuk menjalankan fungsinya, termasuk: penglihatan, pendengaran, dan tentu saja penciuman. Bila ada yang tidak beres, sang anjing kemudian akan menyalak. Keras, mungkin cukup keras untuk menyadarkan masyarakat sebagai sosok tempat dia mengabdi. Masyarakat kemudian akan mengambil langkah-langkah penting guna menyelamatkan seluruh elemen masyarakat.
Apakah ada kaitannya anjing yang kawan saya sebutkan dengan fungsi jurnalisme sebagai anjing pengawas? Ah, saya tidak tahu. Satu hal yang pasti, celetukan teman saya itu lebih baik saya pergunakan sebagai cermin untuk merefleksi diri saya. Bila pun saya anjing, semoga menjadi anjing yang baik dan membawa manfaat bagi sang pemelihara.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H