Mohon tunggu...
Yudha Priyono
Yudha Priyono Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Menengah Kejuruan

Guru Bahasa Inggris SMK Negeri 1 Warungasem Batang Jawa Tengah, menyukai dunia menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Era 4.0 dan Kurikulum SMK

11 Juli 2020   11:30 Diperbarui: 11 Juli 2020   11:25 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi telah berkembang pesat dari masa ke masa. Seakan manusia tidak ada jarak dan waktu sekarang ini. Terutama di bidang teknologi dan informasi dengan adanya internet dan smartphone. Dengan smartphone berisi pulsa internet, seseorang dapat mengakses dan bertransaksi ke manapun dan dimanapun. Apalagi dengan adanya aplikasi aplikasi baru yang membantu dalam segala aspek kehidupan manusia.

Pesatnya perkembangan teknologi tersebut akan berpengaruh terhadapa tingkat kehidupan masyarakat. Keengganan untuk selalu belajar dari teknologi baru akan berakibat ketertinggalan. Dalam lingkup yang lebih luas, jika masyarakat dalam suatu negara tidak mau mengikuti tren teknologi terkini, maka negara tersebut juga akan tertinggal. Sebaliknya, jika sebagian besar warga negara mengikuti perkembangan teknologi, akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat pada lingkup kecil dan negara pada lingkup besar.  Mungkin ada sebagian kecil masyarakat yang mengikuti perkembangan teknologi, akan tetapi tidak akan berpengaruh secara significant terhadap perkembangan suatu negara.

Oleh karena itu, suatu sistem sangat diperlukan untuk melatih atau membiasakan masyarakat untuk terbiasa dengan teknologi terbaru. Sistem tersebut adalah melalui pendidikan. Bicara tentang pendidikan tidak akan lepas dari kurikulum karena merupakan bagian yang tak terpisahkan. Kurikulum merupakan jiwa atau ruh dari pendidikan tersebut. Jika ingin selalu up to date, maka jiwa kurikulum juga harus selalu diperbaharui sehingga dapat meyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Menurut penulis, institusi pendidikan yang sangat terpengaruh perkembangan zaman adalah sekolah menengah kejuruan (SMK). Kurikulum SMK selayaknya harus selaras dengan tuntutan zaman. Perkembangan teknologi tersebut akan berpengaruh terhadap dua tujuan kelulusan SMK yaitu bekerja dan berwirausaha. Sedangkan yang satunya, kuliah, tidak terlalu terpengaruh. Kurikulum SMK harus dinamis karena menyesuaikan dengan tuntutan lapangan kerja. Jika tidak, lulusan SMK akan mengalami kesulitan di dunia kerja karena teknologinya baru.

Berwirausaha menjadi pilihan ketiga lulusan SMK. Bekal ketrampilan yang didapat di sekolah dapat digunakan untuk membuka usaha. Bengkel dan butik adalah salah satu contohnya. Di dalam materi kewirausahaan terdapat materi pemasaram. Siswa dibekali dengan teori teori pemasaran sebagai bekal untuk berwirausaha. Sebagaimana dengan mata pelajaran produktif, materi dalam kewirausahaan juga harus up to date dengan perkembangan zaman.

Adanya komputer dengan internetnya telah mengubah metode perdagangan barang dan jasa. Sekarang penjual dan pembeli tidak harus bertatap muka dalam bertransaksi. Mereka dapat berkomunikasi melaui media sosial untuk saling tawar menawar barang. Penjual tidak harus memiliki toko atau membawa dagangan ke pasar supaya mendapatkan pembeli, tetapi dapat memasarkanya melaui media sosial atau mendaftarkan toko atau produknya ke situs situs yang menawarkan jasa on line shopping.  Begitupun pembeli, tidak perlu lagi ke pasar, toko atau tempat yang menjual barang, cukup browsing di situs situs tersebut dan dapat memesanya dari tempat tinggalnya. Bahkan pembeli dapat memesan barang dari suatu toko yang letaknya di luar negeri.

Orang menyebutnya era 4.0. Suatu era revolusi industri ke 4 dimana komunikasi digital sudah secara luas digunakan dengan media komputer atau smart phone dengan internet. Pemanfaatan teknologi informasi terkini tersebut terbukti telah memajukan dan memakmurkan masyarakat bahkan suatu negara. Mengutip yang disampaikan oleh Jack Ma, pendiri Situs On Line Shopping "Ali Baba" dari Cina, bahwa teknologi digital telah membuat masyarakat mampu untuk bertransaksi dari yang sebelumnya tidak bisa.

Pelaku usaha dari tempat terpencil dapat mempromosikan produknya secara luas tidak harus mengikuti pameran perdagangan yang biayanya mahal. Sebelumnya pameran perdagangan hanya dapat dilakukan oleh pedagang pemodal besar karena biayanya besar. Penjual tidak harus memiliki toko atau cabang toko yang banyak untuk menjual produknya. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, mereka dapat memasarkan produknya kapan saja dan dimana saja.

Dengan melihat contoh tersebut, maka memasukan materi perdagangan melalui sistem digital sangat penting dalam pembelajaran kewirausahaan di SMK. Tidak berarti meninggalkan konsep lama dalam berwirausaha, tetapi konsep baru dengan teknologi terkini akan semakin menambah wawasan siswa dalam berwirausaha. Apalagi jika dapat menggabungkan konsep lama dan baru, kemampuan siswa akan berkembang.

Namun hanya mengandalkan teknologi saja tidaklah cukup untuk mencapai kesuksesan. Teknologi hanyalah sebuah alat yang bergantung pada yang mengoperasikanya. Sehingga konsep konsep dasar dalam berwirausaha seperti ulet, bekerja keras, cerdads, pantang menyerah dan lainya masih sangat penting ditanamkan pada siswa. Konsep konsep tersebut masih harus ada dalam pembelajaran kewirausahaan dalam SMK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun