Mohon tunggu...
Yudha Wijaya Lubis
Yudha Wijaya Lubis Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Amor Fath Fatum Brutum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengarungi Bahtera Kehidupan (KKN 147 UINSU 2022)

25 Agustus 2022   06:33 Diperbarui: 25 Agustus 2022   06:59 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN UIN Sumatera Utara Kelompok 147 (Dokpri)

Kehidupan, sebuah kata pendek dengan pelafalan sederhana dan bermakna rumit. Kehidupan menjadi sebuah hal yang dirasakan oleh semua unsur di dunia ini. Namun dalam kehidupan manusia ada yang dinamakan rintangan kehidupan.

Rintangan yang sulit terkadang dibuat oleh Allah untuk memperoleh kenikmatan. Jika kita dihadapkan dengan ujian, kita tidak perlu menangis berlebihan dan tak perlu merasa takut. Kita dibhat kuat oleh Allah dahulu dibuat menangis dan menangis sulaya memperoleh rahmat dan kebahagiaan.

Sama halnya yang dilakukan oleh mahasiswa KKN kelompok 147 yang mengarungi sungai dengan ombak dan jalur yang terjal. Sebelumnya mereka diberikan penguatan, pembekalan oleh kru @Medanrafting. Sehingga yang mulanya takut khawatir tidak perlu lagi merasa takut. 

Air terjun Bah Bolon (Dokpri)
Air terjun Bah Bolon (Dokpri)

Apalagi sebagai anak muda ketika mendapat persoalan yang selalu membuat status, padahal membuat status menyelesaikan persoalan. Buya Hamka dalam episode kehidupannya, beliau dipenjara. Tetapi hebatnya bukan perasaan mengeluh, bukan dendam, bukan marah, dan bukan emosi yang keluar. Melainkan rasa syukur6 kepada Allah. Justru beliau berterima kasih telah dimasukkan ke dalam penjara sebab karena di penjara ia bisa bisa menyelesaikan tafsir Al-Azhar. Ia berpendapat kalau tidak di bui, mungkin tafsir ini tidak akan ada.

Muhammad Ayub Abdillah selaku mahasiswa KKN kelompok 147 menyatakan bahwa ia ingin lagi merasakan ombak yang menerpanya sewaktu mengarungi sungai. "Enak, bahkan nagih" ungkap ketua HMJ PAI  UIN Sumatera Utara tersebut.

Filosofi arung jeram yang dilakukan oleh mahasiswa KKN ini menggambarkan bahwa jika anda melihat sulitnya saja, tidak akan datang yang namanya kesenangan. Maka, caranya adalah mensyukuri setiap nikmat Allah, kalau ada ujian, bersabar. Satu tetesan rahmat Allah paling minimal 309 tahun. Jika diberikan lebih, maka berapa yang Anda nantikan untuk melewati masa-masa selanjutnya.

(Dokpri)
(Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun