(29/5) Bertempat di Istana Negara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan Pidato mengenai Gerakan Penghematan Nasional. Gerakan Penghematan ini dirasa sangat penting karena terus naiknya harga minyak mentah dunia, oleh karena itu pemerintah mencari jalan untuk menekan defisit. Pemerintah akan terus melakukan upaya untuk menjaga defisit anggaran berada di kisaran 2,23 persen atau sebesar 190 Triliun.
Gerakan Hemat Nasional ini akan diterapkan di bawah payung inpres dimana Bapak Susilo Bambang Yudhoyono sendiri yang akan memimpin gerakan tersebut. Gerakan yang dinamakan Gerakan Penghematan Nasional ini menyampaikan dua isu penting terkait penghematan, yaitu Hemat Bahan Bakar Minyak dan Hemat listrik. Dalam pidatonya Bapak Susilo Bambang Yudhoyono setidaknya menyampaikan lima hal.
Pertama larangan pemakaian premium bersubsidi untuk mobil dinas pemerintah pusat dan daerah di wilayah Jabodetabek, Jawa, dan Bali. Pengendalian Distribusi BBM, menurut Presiden akan dijalankan dengan memanfaatkan teknologi informasi. “Nanti setiap kendaraan elektronik akan didata secara elektronik, baik kepemilikan maupun data fisik kendaraan tersebut. Setiapa kali kendaraan mengisi BBM, Jumlah BBM bersubsidi yang dibeli akan tercatat secara otomatis dan dapat diketahui jumlah pembelian setiap harinya”. Tutur Presiden.
Kedua, mobil barang yang digunakan bagi kegiatan perkebunan dan pertambangan dilarang menggunakan jenis BBM bersubsidi berupa solar. Perusahaan itu wajib menyediakan tempat penyimpanan BBM dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan.
Ketiga, percepatan program konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG) yang dimulai di Jawa. Dalam konversi BBM ke BBG, ada tiga komponen yang harus digarap, yakni pasokan gas, konverter, dan infrastruktur penyediaan SPBG. “Saya meminta kepada Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk membangun jaringan infrastruktur transmisi dan distribusi gas yang sangat penting untuk konversi BBM ke BBG untuk sektor transportasi, pembangkit listrik, industri dan rumah tangga” Ujar Presiden.
Keempat, kampanye gerakan hemat energi dimulai dari gedung pemerintah. Kelima, PLN diminta tak lagi membangun pembangkit listrik bertenaga BBM. “Pemimpin instansi dan lembaga terkait harus bertanggung jawab untuk suksesnya pelaksanaan program ini. Pada tahun 2008 dan 2009, ketika kita menghadapi kondisi yang relatif sama dengan apa yang terjadi di saat ini, gerakan penghematan listrik dan air berjalan sukses. Saat itu kita berhasil menurunkan penggunaan BBM dan Listrik secara signifikan,” Tutur Yudhoyono.
Gerakan penghematan Nasional akan berlaku serentak pada 1 Juni 2012 mendatang. Presiden pun menambahkan bahwa penghematan BBM bersubsidi merupakan bagian dari upaya menambah alokasi anggaran bagi pengentasan rakyat dari kemiskinan, penciptaan kesempatan kerja, peningkatan infrastruktur dan pelayanan publik.Pak Susilo Bambang Yudhoyono menambahkan “Jika kita bersatu dan bergandengan tangan serta bekerja keras bersama seberat apapun dan tantangan-tantangan yang kita hadapi Insyaallah kita akan bisa menghadapinya” Tutup Pak Presiden. (@YudhaHeka)
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/pidato/2012/05/29/1863.html
Vod.Kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H