semula dia hanya udara yg mencium wangi bumi
kerinduan kemudian membuatnya mengkristal dlm dingin
seawal rimis serupa rintik
lalu ritmis menjelma risik
dia jatuh
tumpah pada pohon-pohon cemara
tergelincir di lembar daun-daun
melenting pada genting
juga mericik di halaman rumah yang tak henti kau impi
segudang pesan dia sampaikan
bertabur harapan dan kenangan
selepas dia merebah pada rindunya yang tak lagi cemas, dia kembali
menjadi semula lewat doa yang membawanya kepada langit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!