pembelajaran dan mengatasi kurangnya fokus peserta didik di SD Muhammadiyah Sagan, saya yang sudah menjalani Praktik Pengalaman Lapangan (PPL 1 dan 2 ) berhasil menciptakan inovasi berupa media pembelajaran berbasis permainan. Salah satu permasalahan yang muncul selama praktik mengajar di kelas II adalah kebiasaan beberapa peserta didik berjalan-jalan dan bermain sendiri di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung, yang akhirnya mengganggu konsentrasi belajar.
Yogyakarta, 20 September 2024 -- Dalam upaya meningkatkan kualitasFenomena ini sering dijumpai pada peserta didik kelas rendah. Meski tidak semua peserta didik terlibat, perilaku tersebut kerap menular kepada peserta didik lain sehingga suasana belajar di kelas menjadi kurang kondusif. Setelah melakukan observasi dan berdiskusi dengan guru kelas, ditemukan bahwa perilaku tersebut dipicu oleh metode dan media pembelajaran yang kurang menarik perhatian peserta didik.
Sebagai solusi, saya  merancang media pembelajaran inovatif berupa permainan ular tangga dengan materi tentang penggunaan huruf kapital dan tanda baca. Melalui permainan ini, peserta didik diharapkan dapat belajar sambil bermain, sehingga mereka lebih aktif dan terlibat dalam pembelajaran.
ULPITACA Permainan ular tangga Kapital Tanda Baca ini diterapkan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning), di mana peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diberi peran seperti pelempar dadu, penggerak pion, dan pembaca soal. Saat pion berhenti di kotak tertentu, kelompok tersebut harus memperbaiki kalimat dengan huruf kapital dan tanda baca yang tepat. Kelompok yang berhasil menjawab dengan benar dapat melanjutkan permainan hingga mencapai garis finis.
Penerapan media permainan ini berhasil meningkatkan fokus peserta didik selama proses pembelajaran. Peserta didik menjadi lebih terarah dan antusias dalam belajar. saya juga mencatat adanya peningkatan prestasi belajar mereka. "Peserta didik sangat menikmati pembelajaran dan selalu menantikan untuk bermain dengan media ini setiap hari," ungkap wali kelas II Ibu Vrisca Damayanti S.Pd.Â
Ke depannya, media ular tangga ini akan dimodifikasi dan dikembangkan dengan mengintegrasikannya ke dalam teknologi seperti Word Wall, di mana soal-soal dapat disajikan secara digital. Langkah ini diharapkan dapat semakin memfasilitasi pembelajaran yang lebih variatif dan menyenangkan.
Dengan inovasi pembelajaran yang kreatif ini, diharapkan proses belajar-mengajar di SD Muhammadiyah Sagan maupun di sekolah lain dapat terus berkembang menjadi lebih menarik dan interaktif, serta sesuai dengan karakteristik peserta didik sekolah dasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H