Mohon tunggu...
Yudha Susanto
Yudha Susanto Mohon Tunggu... -

Surabaya telah mendengarkan tangisan pertamaku, kemudian arah layar terkembang menuju sidoarjo, meski harus memotong kompas, sebab lumpur lapindo menyayat hati, aku masih bersekolah dengan alam dan samudera, didalamnya pelajaran yang tak tertulis,sementara Tuhan menitipkan tubuhku Di Kota Terasing, antara Pantai Jangkar dan Pondok Mimbo,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

" Jangan Gantungkan Cita-Citamu Setinggi Langit "

16 Juni 2011   01:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:28 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Cita-cita dengan beraneka ragam senyumannya, di tiap nasib dan atau takdir ia menerapkan janji yang pasti, "jangan gantungkan cita-citamu setinggi langit", sebab ia akan menggantung terus dan terus menggantung, kapan kau akan meraihnya ? anak-anakmu, saudaramu, teman dan sahabatmu, maka " Raihlah cita-citamu meski setinggi langit ", nah meski ini hanya prospek kata, namun ia bisa menjadi do'a....namun jangan memaksakan diri untuk meraihnya, sebab mungkin cita-cita itu milik orang lain, percayalah bahwasanya Tuhan telah mengkualifikasikan kadar dan tema yang pantas untuk manusia tersebut, Sahabat, raihlah cita-citamu setinggi langit, semangatmu, semanagat hidupmu, cita-cita yang baik, akan menjadi kenyataan untuk manusia yang baik pula, salam untuk cita-citamu sahabat-sahabat ku....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun