Kita hidup di dunia ini dengan waktu yang sangat singkat. Dengan cepatnya waktu ini, masihkah kita santai-santai? Masihkah kita ingin melakukan hal yang sia-sia? Tentunya tidak. Lalu apa yang kita harus lakukan? Kita sebagai manusia sejatinya harus berguna. Berguna bagi siapa? Bagi diri sendiri, keluarga, teman, atau lingkungan?
Perkenalkan, nama saya Yudha Dwi Heryanti, mahasiswi semester 4 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Akutansi di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.Hamka.
Saya ingin menceritakan beberapa pengalaman kepada pembaca semua tentang Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur tepatnya di RW 10 dalam melaksanakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bersama kelompok kami yaitu kelompok 58 yang diberi nama UNIFIER beranggotakan 20 orang mahasiswa UHAMKA.
Kalian tau apa arti dari UNIFIER? UNIFIER berasal dari bahasa Belanda yang artinya pemersatu. Kenapa UNIFIER? Karena kita sebagai anak bangsa bertugas untuk menjadi jembatan antar individu maupun lingkungan. Pemersatu warga agar lebih kompak dan harmonis dengan melakukan gotong royong untuk saling menjaga dan memajukan daerah  dengan membuatnya semakin estetik.
Sebelum melaksanakan PKM, kami mencari dana untuk menyukseskan kegiatan ini. Mulai dari menjual barang-barang bekas layak pakai, menjual bakso aci, menggalang donasi, dan lain-lain. Waktu kami yang begitu padat karena kami juga seorang pekerja dan dengan keuangan yang serba pas-pasan untuk biaya hidup dan biaya kuliah, namun hal tersebut sama sekali tidak membuat kami pantang menyerah dan berkeluh kesah.
 Selama melaksanakan PKM banyak sekali pengalaman dan pelajaran hidup yang  kami dapat. "Estetika" , kata yang tepat untuk menggambarkan daerah Ciracas RW 10 ini. Saya telah merasakan sendiri kesan pertama yang begitu sangat aesthetic. Mulai dari kekompakannya, kekeluargaannya, toleransinya, kerja sama antar warganya dan masih banyak lagi.
Melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini menjadi suatu kegiatan yang bertujuan membantu masyarakat tertentu dalam beberapa aktivitas tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun.
Untuk  menyukseskan program ini kami menuangkan buah pikir yang kreatif dan menanamkan nilai-nilai estetika agar bisa menarik masyarakat untuk memajukan bangsa.
Nilai estetika yang kami terapkan bukan hanya sekedar 'janji manis', namun kami berusaha membuat aksi nyata dimulai dari sebuah bayangan dan experience agar dapat dirasakan oleh masyarakat yang tentunya ada etika di dalam estetika.
Kondisi sosial dari survei yang telah kami lakukan tidak sedikit masyarakat disana telah memiliki ide bisnis yang sangat cemerlang, seperti budidaya ikan dan produksi tanaman obat yang tentunya apabila kita maksimalkan dapat berguna bagi masyarakat disini. Namun tidak sedikit juga permasalahan yang harus dibenahi seperti keindahan lingkungan di sekitar wilayah itu.