Mahasiswa KKN Tematik tahun 2022 STIA Pembangunan Jember, melakukan pemberdayaan  manajemen kebencanaan bagi pelaku usaha jamur tiram milik Ibu Hilyatul Fitriyah yang lokasinya berada diwilayah Dusun Kertonegoro Tengah RT.01/RW.03, Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah. Melalui " Sigap Bencana terhadap perubahan cuaca " diharapkan pelaku usaha jamur tiram dapat tanggap potensi bencana dan mereduksi potensi bahaya atau kerugian yang mungkin ditimbulkannya.
Dalam mitigasi, pelaku usaha dapat memamahami upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana. Hal terkait mitigasi juga diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2007. Undang-Undang tersebut juga memuat definisi tentang mitigasi. Mitigasi yang memiliki arti serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Upaya yang harus dimemiliki yakni untuk mengenali risiko, penyadaran akan risiko bencana, perencanaan penanggulangan, dan sebagainya. Bisa dikatakan, mitigasi bencana yaitu segala upaya mulai dari pencegahan sebelum suatu bencana terjadi sampai dengan penanganan usai suatu bencana terjadi.
Membudidayakan Jamur Tiram memang banyak membawa berkah secara ekonomi karena konsumsi masyarakat akan jamur melonjak tajam disertai nilai jual yang bagus memberikan peluang besar bagi setiap orang untuk membudidayakan jamur, khususnya Jamur Tiram. Dalam bisnis pasti ada suatu resiko yang mungkin akan timbul, tidak terkecuali budidaya Jamur Tiram. Resiko tersebut bisa terjadi karena faktor eksternal dan internal.
Keuntungan dan Kerugian Budidaya Jamur Tiram. Mungkin banyak orang hanya menggaungkan keuntungan budidaya Jamur Tiram saja, karena secara matematis sangat mudah menghitung keuntungannya. Sedangkan faktor resiko atau kerugian yang mungkin timbul dikesampingkan. Oleh karena itu, kami akan memberikan perhitungan untung rugi budidaya jamur tiram sebagai berikut:
Kerugian Usaha Jamur Tiram
Dalam ilmu ekonomi, tentu saja kita ingin selalu mendapatkan keuntungan. Dengan mengeluarkan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Kita tidak menginginkan adanya kerugian dari setiap modal yang dikeluarkan. Tetapi ilmu bisnis berkata lain. Setiap usaha mengandung resiko. Jika tidak diperhitungkan secara matang resiko tersebut, maka usaha yang kita lakukan bisa berantakan karena ketidaksiapan menghadapi resiko tersebut. Beberapa resiko yang mungkin timbul dalam budidaya jamur tiram antara lain disebabkan oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal.
1. Faktor Internal
Kesalahan kalkulasi dan administrasi. Hal ini paling sering terjadi, managemen yang buruk menghancurkan setiap bisnis. Terkadang kita sering menggampangkan perhitungan, yang mungkin masih menggunakan sistem kekeluargaan, dan mengakibatkan pengeluaran tidak terkontrol, atau bahkan pengeluaran dan pemasukan tidak dihitung semestinya.
Kegagalan produksi. Tidak semudah yang dipikirkan! Melakukan budidaya jamur harus memperhatikan berbagai faktor dan perawatan yang benar. Â Tudung Jamur Tiram sangat rentan hancur, sehingga resiko terjadinya kerusakan sebelum sampai ke konsumen sangat besar, oleh karenanya dibutuhkan pengetahuan khusus dalam pendistribusian hasil panen.
2. Faktor Eksternal
Faktor alam tidak bisa dianggap remeh. Bisa saja terjadi suhu cuaca yang sangat panas, angin besar, banjir, dan hal yang terduga lainnya. Sehingga pelaku usaha dapat mengenali resiko dan meminilasir kerugian yang ditimbulkan.
Pertumbuhan jamur tiram sangat tergantung pada faktor fisik seperti suhu, kelembapan, cahaya, pH media, aerasi (penambahan oksigen ke dalam udara dengan memancarkan udara atau melewatkan gelembung udara kedalam udara), dan udara. Jamur tiram dapat menghasilkan buah secara optimal pada rentang suhu 26-28 C, sedangkan pertumbuhan miselium (jejaring hifa yang membentuk tubuh jamur) pada suhu 28-30 C, kelembaban udara 80-90% dan pH media tanam yang agak masam antara 5-6. Aerasi merupakan hal penting bagi pertukaran udara lingkungan tumbuh jamur yaitu mempertahankan persediaan oksigen (O2) dan membuang karbon dioksida (CO2), cahaya matahari yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur sangat sedikit.