Mohon tunggu...
Yudha "Mike"
Yudha "Mike" Mohon Tunggu... karyawan swasta -

...seseorang yang sedang belajar menjadi penulis yang baik dan benar...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sektor Industri Menjawab Himbauan Pemerintah dalam Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan

17 Februari 2015   18:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:02 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin (16/2) Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya resmi meluncurkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Monitoring System (KMS) dan Sistem Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Sipongi) bertempat di kantor Gubernur Riau. Dengan peluncuran ini, Provinsi Riau menjadi daerah pertama yang menggunakan KMS, dimana sebelumnya sistem ini hanya terdapat di Istana Negara dan kantor Badan Pengelola REDD+ di Jakarta.

Riau menjadi daerah pertama pengguna KMS mengingat bencana karhutla yang kerap terjadi di provinsi ini. Tahun 2014, sempat terjadi dua periode puncak karhutla pada bulan Februari sampai dengan Mei, dan bulan Juni sampai dengan Oktober. Selain upaya ini, pemerintah melalui Kementerian LHK juga menghimbau dunia industri khususnya yang memiliki konsesi hutan tanaman industri (HTI) agar bahu membahu bersama pemerintah dan masyarakat mencegah bencana karhutla ini.

Himbauan tersebut sudah terjawab, salah satunya dilakukan oleh Asia Pulp & Paper (APP), dimana beberapa hari lalu melalui aksi nyata, Sinar Mas Forestry yang merupakan bagian dari APP berperan aktif melakukan pemadaman kebakaran di kawasan hutan yang terletak di Desa Buruk Bakul, Bengkalis pada 11 dan 12 Februari 2015 pekan lalu. Selain memberikan dukungan 1 unit helikopter, 2 alat berat untuk membuat sekat api, dan 6 unit pompa Tohatsu, perusahaan juga mengirimkan regu pemadam kebakaran Sinar Mas bersama masyarakat yang tergabung dalam anggota Masyarakat Peduli Api (MPA), serta tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang dikomandoi Polda Riau. link berita : http://m.detik.com/news/read/2015/02/12/184511/2831635/10/

Lebih lanjut, Suhendra menambahkan, dalam upaya pemadaman kebakaran, APP melalui Sinar Mas Forestry memiliki lebih dari 1200 personel dalam tim pemadam kebakaran mencakup barisan pemadam kebakaran perusahaan, petugas keamanan dan anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) di lebih dari 120 desa, dengan dilengkapi sistem komunikasi yang handal.

Sejauh ini, investasi pemadam kebakaran dilakukan APP sangat serius, termasuk investasi helikopter, menara api (fire tower), fire truck, pompa air (portable fire fighting pump), pompa apung inti (floating pump station), kendaraan patroli (mobil dan speed boat). Selain itu, perusahaan juga menginvestasikan alat deteksi dini terhadap kebakaran dengan menggunakan pemantauan jarak jauh (remote sensing), dimana data titik panas (hot spot) dimonitor harian melalui ASEAN Specialised Meteorological Centre dan Centre for Remote Imaging Sensing and Processing dengan menggunakan satelit NOAA, TERRA dan AQUA.

Sebelumnya, APP melalui Sinar Mas Forestry mendapat apresiasi dari BNPB pada April 2014 silam, setelah berperan aktif dalam Satuan Tugas (Satgas) penanggulangan kabut asap Riau yang dibentuk oleh Presiden Republik Indonesia ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono kala itu. Serta mengurangi beban masyarakat yang terkena dampak, dimana salah satu aksi nyata dengan memberikan layanan pengobatan dan masker gratis saat bencana karhutla terjadi di Riau pada bulan Maret 2014 lalu.

“Kami mendukung setiap upaya pencegahan, pengendalian, serta penanggulangan kebakaran hutan dan lahan”, ungkap Direktur Corporate Affairs & Communication APP Suhendra Wiriadinata yang juga hadir dalam acara peluncuran ini. “Bubur kertas (pulp) dan kertas yang merupakan produk kami, serta kayu yang juga bahan utama kami, harus dijaga kelestariannya, oleh karenanya penerapan pengolahan lahan tanpa bakar (zero burning policy) menjadi prioritas sejak awal berdirinya konsesi kami”, tutup Suhendra.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun