Bandung, Kompasiana - Judi merupakan sebuah kegiatan yang telah lama ada dalam peradaban manusia,  Perjudian telah menjadi bagian dari sejarah manusia sejak zaman kuno, dan berbagai bentuk permainan judi telah ditemukan di berbagai budaya di seluruh dunia. Permainan judi diketahui ada sejak zaman kuno seperti di Tiongkok, Mesir, India, dan Romawi. Dalam budaya Tiongkok kuno,judi online pemerintah mengambil tindakan memblokir situs-situs tersebut, hal ini konfirmasi oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi sebanyak 9.000 situs judi online diblokir pada Minggu (17/9/2023).
dikenal adanya permainan kartu awal dan dadu. Selama Abad Pertengahan, perjudian menjadi populer di Eropa, dan berbagai bentuk permainan kartu dan dadu berkembang, hingga pada era digital ini dengan kemajuan teknologi internet kini fasilitas aktifitas perjudian kian semakin manjamur dan terus bermunculan, dengan demikian pesatnya pertumbuhan situs penyediaNamun bukanlah tanpa alasan mengapa situs-situs judi online terus bermunculan, hal ini disebabkan oleh banyaknya pemain judi online yang  kian hari bertambah dari berbagai kalangan dari orang tua hingga anak-anak remaja, karena banyaknya populasi pemain judi online inilah kemudian dijadikan ladang penghasil uang bagi para bandar judi. Aktifitas judi online ini pula sangat adiktif dimana orang-orang begitu kecanduan dengan permainan judi yang mereka mainkan, berdasarkan informasi dari Google Trends, jumlah pencarian yang terkait dengan judi online telah mengalami kenaikan signifikan sekitar 1.700%. Peningkatan dalam pencarian topik ini terus berlanjut sepanjang satu tahun terakhir, mulai dari bulan Desember 2022 hingga Desember 2023. Dari pengakuan yang saya dapat dari beberapa orang yang memainkan judi online mereka berkata bahwasanya telah terlambat untuk berhenti, dan alasannya cukup miris dimana dari orang-orang yang saya tanyai berkata bahwa mereka telah kehilangan uang banyak di situs dimana mereka berjudi dan dengan itulah muncul rasa penasaran sekiranya mungkin ada saat nya mereka akan mendapatkan uang mereka kembali, awal dari kecanduan didapat dari sebuah kemenangan diawal permainan melansir sebuah artikel yang dipublikasikan dalam Journal of Addiction Medicine oleh Jocelyn L. Topf dan tim peneliti dari Yale University School of Medicine, Perjudian online memicu pelepasan dopamin dan serotonin yang mempengaruhi perasaan bahagia, seseorang cenderung ingin mengulangi pengalaman bahagia yang dimana pengalaman bahagia tersebut terjadi ketika dia mendapat kemenangan pertama dalam permainan judi onlinenya. Adiktifitas judi online kian didukung dengan maraknya dan mudahnya orang untuk mengakses situs judi tersebut hal bahkan hampir disetiap lini media sosial kerap kali muncul iklan-iklan terkait judi online, per 28 Desember ini penulis masih kerap kali melihat iklan judi online di berbagai platform media sosial seperti Facebook, Youtube, dan TikTok. Seakan menunjukan bahwasanya begitu mudah untuk mengakses situs judi online, dan dengan kemudahan akses tersebut banyak juga orang-orang yang kian terpengaruh karena halnya sangat membutuhkan uang tambahan mencoba peruntungan pada judi online dan siasat bandar adalah membuat orang tersebut menang diawal agar dia kemudian menjadi kecanduan.
Pertumbuhan situs judi online tidak terjadi tanpa alasan, melainkan disebabkan oleh peningkatan jumlah pemain dari berbagai kalangan, mulai dari orang tua hingga anak-anak remaja. Fenomena ini menciptakan ladang penghasilan bagi para bandar judi. Aktivitas judi online terbukti sangat adiktif, terlihat dari peningkatan jumlah pencarian terkait judi online sebanyak 1.700% menurut Google Trends. Individu yang terlibat dalam judi online sering kali mengalami kesulitan untuk berhenti, terjebak dalam harapan memulihkan kerugian besar yang mereka alami.
Pengalaman pertama menang dalam permainan judi online dapat menjadi awal dari kecanduan, memicu pelepasan dopamin dan serotonin yang mempengaruhi perasaan bahagia. Dukungan untuk kecanduan ini semakin kuat dengan mudahnya akses ke situs judi online melalui berbagai platform internet dan maraknya iklan terkait. Meskipun beberapa orang menyadari bahwa sudah terlambat untuk berhenti, dorongan untuk mendapatkan kembali uang yang hilang membuat mereka terus terjebak dalam lingkaran judi online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H