Pengalaman pertama naik KRL yang seru dan didorong dengan rasa penasaran membawa ku untuk mencoba seluruh rute yang tersedia. Bersama seorang teman, aku menjelajah Jakarta dan sekitarnya dengan KRL.
Kegiatan ini biasa ku lakukan untuk mengisi hari libur. Rute Bogor, Nambo, Bekasi, Tanjung Priok hingga Rangkasbitung sudah kami tamatkan. Tentunya kami juga menjelajahi tempat-tempat tersebut meskipun terdapat cerita lucu pada saat kami penasaran dengan daerah bernama Nambo.
Awal mula kami penasaran adalah ketika seorang teman kami selalu pulang di jam yang sama tiap hari nya dan tidak boleh terlambat sedikit saja. Ternyata setelah kami tanya, rumah dia berada di Cibinong, dimana KRL yang menuju Cibinong adalah KRL dengan Rute Nambo yang jumlahnya terbatas.
Untuk mengobati rasa penasaran, akhirnya kami memutuskan untuk menaiki KRL jurusan Nambo. Hari Sabtu sore, kami berangkat dari Stasiun Jakarta Kota menuju Nambo. Belum terbayang seperti apakah dareah tersebut. Saat kami tiba di Stasiun Nambo dan turun dari KRL, kami saling berpandangan, ternyata Stasiun nya seperti berada di tengah-tengah pabrik serta jauh dari pemukiman. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu di KRL hingga berjalan kembali.
Oktober tahun 2017, menjadi bulan terakhir aku bekerja di Jakarta. Berganti pekerjaan dan harus pindah ke tempat yang baru memang agak berat dirasakan, terlebih lagi nanti nya aku tidak bisa kembali menjelajah dengan KRL yang telah membawa ku mengenal Ibu Kota dan sekitarnya. Sampai berjumpa lagi.
Februari tahun 2022, aku menikah dan rumah istri ku berada di Klaten, Jawa Tengah. Pandemi covid berpengaruh pada ketersediaan rute pesawat dari dan menuju bandara Adi Sumarmo, Solo, sehingga untuk pulang dan pergi aku harus melalui bandara Yogyakarta International Airport, Kulon Progo. Untuk menuju Klaten, sebenarnya terdapat banyak pilihan transportasi.
Namun, kereta bandara dan KRL tetap menjadi pilihan utama dikarenakan biaya yang murah (Rp.20.000,- untuk kereta bandara dan Rp.8.000,- untuk KRL) dan merupakan yang tercepat diantara transportasi lainnya.
Perjalanan dari bandara YIA menuju Stasiun Yogyakarta dengan menggunakan kereta bandara ditempuh selama 40 menit. Setibanya di Stasiun Yogyakarta, perasaan selalu menjadi haru karena stasiun merupakan tempat dimana terjadinya perjumpaan dan perpisahan, tempat awal bagi seseorang mengejar mimpi hingga tempat bagi seseorang untuk melepas rindu. Semua itu sudah pernah aku alami. Stasiun memang akan selalu menjadi tempat yang istimewa bagiku.
Tidak menunggu lama, KRL yang akan membawa ku menuju rumah telah tiba. Puluhan atau bahkan mungkin ratusan penumpang masuk dan tentu saja berebut kursi. Hahaha.
Namun, tidak perlu menunggu waktu lama, petugas keamanan segera menertibkan penumpang untuk memberikan tempat duduk kepada yang lebih membutuhkan. Hal ini yang membuat KRL menjadi transportasi yang aman dan nyaman bagi semua kalangan.
Tepat favorit ku tentu saja berdiri di dekat pintu KRL. Karena di tempat itu lah pemandangan sepanjang rel dari Jogja menuju Klaten terlihat jelas dan sangat indah. Suara roda baja yang beradu dengan rel terdengar seperti musik yang sangat merdu. Setiap centimeter dan setiap detik nya membawaku mendekat menuju rumah. Tempat yang paling ku rindukan, tempat dimana selalu menjadi tujuan ku untuk pulang.