Mohon tunggu...
Yudha Pratama
Yudha Pratama Mohon Tunggu... Guru - Guru Seni dan Informatika

Penulis lagu, Penikmat seni, Hidup, Budaya, Politik.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sang Pemanggul Kehidupan

16 Desember 2024   21:21 Diperbarui: 16 Desember 2024   21:21 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Garis wajah yang sudah tak lagi muda, terlihat dari kejauhan, usia beliau mungkin sekitar 60-an. Memang tua fisiknya, tapi sepertinya jiwa dan semangatnya masih tetap sama. Tak henti-hentinya bapak tersebut menawarkan jasa tenaganya untuk mengangkat barang belanjaan yang bisa dia bawa. Kehadirannya sangat membantu para pelanggan atau pengunjung pasar tradisional yang mungkin membutuhkan bantuannya dan tenaganya, terutama ibu-ibu.

          Ketika hari mulai menampakkan cahaya dari arah timur, berarti hari sudah menjelang waktu syuruq. Sang fajar sudah membangunkan sebagian isi bumi ini untuk mulai menjelajah dan menjalani hari yang seperti biasanya. Banyak harapan serta doa yang diucapkan oleh manusia-manusia terbaik agar hari ini berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Termasuk bapak yang tua berjiwa muda, selalu ada harapan dalam dirinya semoga hari ini bisa mendapatkan rejeki yang lebih baik dari kemarin.

         "Bapak kemana aja saya cariin juga?" kata ibu-ibu yang biasa memakai jasa tenaganya untuk mengangkat barang belanjaannya. Sang lelaki itu tersenyum, "Saya habis makan bubur dulu, Bu," kata beliau. "Sehat selalu, Bapak," kata ibu-ibu tersebut. Tak terasa suasana pasar yang tadinya ramai, beranjak sepi karena orang belanja biasanya di pagi hari. Semoga menjadi sesuatu pelajaran yang berarti untuk tetap semangat walaupun usia tua, tapi jiwa manusia akan selalu muda.

         "Dulu saya tidak seperti ini, dulu saya bisa berlari sekuat tenaga, dulu kulit wajah saya tidak keriput seperti ini". Walaupun fisik saya tua renta tidak segagah dulu, saya bersyukur diberikan usia panjang untuk bisa menghidupi orang-orang yang saya cintai yang berada di rumah, yaitu istri yang telah membuat jiwa saya tetap muda." Terima kasih Tuhan atas segala kebaikan yang telah Engkau berikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun