Di pagi hari yang cerah, tepatnya Sabtu, 18 Januari 2025, pukul 08.10 WIB, suasana di rumah saya terasa begitu teduh dan damai. Matahari yang mulai menampakkan diri di balik lapisan awan tipis menciptakan semburat cahaya lembut yang menyelimuti halaman depan rumah. Udara pagi yang segar mengalir masuk melalui celah-celah jendela yang sedikit terbuka, membawa aroma embun segar dan kesejukan alami. Rasanya, pagi itu seperti sebuah hadiah yang sempurna setelah melalui pekan yang sibuk.
Secangkir teh hangat di tangan saya menjadi pelengkap suasana. Kehangatannya mengalir perlahan ke seluruh tubuh, memberikan rasa nyaman yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Dari tempat saya berdiri di dekat jendela ruang tamu, saya memandangi pemandangan halaman depan. Di sana, burung-burung gereja terlihat riang bertengger di dahan pohon mangga yang rindang. Kicauan mereka berpadu dengan suara angin yang berbisik lembut, menciptakan harmoni alam yang menyenangkan. Dalam momen itu, saya merasa bersyukur atas kesempatan untuk menikmati ketenangan pagi yang jarang saya rasakan di tengah kesibukan sehari-hari.
Karena hari ini adalah hari libur, saya memutuskan untuk menghabiskan waktu di rumah saja. Saya ingin menikmati setiap detik waktu istirahat tanpa tergesa-gesa. Setelah memastikan semua pekerjaan rumah sudah selesai, saya melangkah ke teras depan dengan membawa gadget di tangan. Saya duduk santai di kursi kayu favorit, meluruskan kaki yang terasa lelah setelah aktivitas pekan lalu. Hembusan udara pagi yang sejuk dan segar menyapu wajah saya, membawa kedamaian yang membuat saya merasa lebih rileks.
Dengan santai, saya membuka gadget pribadi untuk memeriksa notifikasi yang masuk. Beberapa pesan di WhatsApp dari teman-teman dan kolega saya balas satu per satu dengan santai. Email-email penting yang masuk pun saya periksa, memastikan tidak ada hal yang perlu segera ditangani. Setelah itu, saya membuka aplikasi Google Chrome, seperti kebiasaan saya setiap pagi, untuk mencari tahu berita-berita terbaru.
Saat sedang menggulir layar ponsel, perhatian saya tertuju pada sebuah artikel dengan judul menarik: "Prabowo Upayakan Akhir 2025 Makan Bergizi Merata di Indonesia: Mohon Maaf yang Saat Ini Belum Terima." Judul itu membuat saya penasaran, sehingga saya langsung membacanya dengan seksama.
Artikel tersebut mengulas pidato Presiden Prabowo Subianto yang menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat, khususnya kepada orang tua dan anak-anak yang belum menerima program Makan Bergizi Gratis. Dalam pidatonya, yang disampaikan pada acara Peresmian 37 Proyek Strategis Ketenagalistrikan di 18 Provinsi di Bendungan Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Presiden Prabowo mengakui bahwa pelaksanaan program ini membutuhkan waktu untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
"Program makan bergizi ini secara fisik tidak mudah untuk segera sampai ke seluruh rakyat," ungkap Presiden Prabowo. "Untuk itu saya, Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, saya minta maaf kepada semua orang tua, kemudian semua anak-anak yang belum menerima."
Presiden juga menegaskan bahwa program ini adalah bagian dari komitmen besar pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya anak-anak Indonesia. Ia berjanji bahwa pada akhir tahun 2025, program ini akan terpenuhi secara merata kepada seluruh anak Indonesia akan dapat menikmati manfaat dari program ini.
"Tapi saya yakini bahwa tahun 2025, akhir 2025, semua anak Indonesia akan dapat makan bergizi," lanjut Prabowo dengan nada penuh keyakinan.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya pengelolaan dana yang cermat untuk mendukung pelaksanaan program ini. Ia meyakinkan bahwa dana yang diperlukan telah tersedia, dan program ini akan dilaksanakan secara bertahap untuk memastikan seluruh rakyat dapat merasakan manfaatnya.