Mohon tunggu...
Rizwari Yudha Bathila
Rizwari Yudha Bathila Mohon Tunggu... Administrasi - Staff Media Sosial

Saya sangat suka menulis dan membuat sebuah berita berkaitan dengan Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Makan Siang dan Pesan Kebahagiaan: Sejenak Merenung tentang Makan Bergizi Gratis

15 Januari 2025   18:15 Diperbarui: 15 Januari 2025   18:15 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di siang hari yang cukup terang, tepatnya Senin, 13 Januari 2025, pukul 12.15 WIB, suasana di kantor terasa sejuk dan menenangkan. Pendingin ruangan bekerja dengan optimal, menciptakan udara segar yang menjadi pelipur setelah pagi yang dipenuhi oleh berbagai tugas dan rapat. Dari meja kerja saya, jendela besar memberikan pemandangan ke luar, di mana langit biru membentang luas dengan awan-awan putih yang seolah melayang perlahan. Cahaya matahari yang menembus kaca jendela memberikan nuansa cerah tanpa mengganggu pandangan. Momen ini seakan menjadi pengingat bahwa meskipun pekerjaan menumpuk, alam di luar sana tetap berjalan dengan tenang.

Usai menyelesaikan tugas-tugas penting di pagi hari, saya merasa lega sekaligus bangga karena target harian sudah sebagian besar tercapai. Dalam hati, saya bersyukur bisa melalui hari ini dengan produktivitas yang tinggi. Ketika jam makan siang tiba, saya dan empat rekan kerja saya yaitu, Tatu, Faiz, Vera, dan Dina, kami berlima sepakat untuk makan siang bersama di luar kantor. Sebelum pergi, saya menyempatkan diri untuk melaksanakan shalat dzuhur di mushola kantor. Suasana mushola saat itu sangat damai, dengan lantunan dzikir dan doa yang menggema lembut di ruangan kecil tersebut. Setiap gerakan shalat yang saya lakukan membawa rasa tenang, mengingatkan saya untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan.

Setelah selesai sholat dzuhur, saya bergegas menuju depan lift, tempat kami sudah berjanji untuk berkumpul. Saya membawa tas kecil berisi barang-barang penting, memastikan semuanya sudah lengkap. Rekan-rekan saya sudah menunggu dengan senyum hangat di wajah mereka. Tatu, yang terkenal dengan sifat cerianya, langsung mengajukan beberapa pilihan tempat makan dengan antusias. Faiz, seperti biasa, tak pernah kehabisan bahan candaan, sementara Vera sibuk memastikan semua orang setuju dengan pilihan tempat makan yang diusulkan. Dina, yang biasanya lebih pendiam, ikut tertawa mendengar guyonan Faiz. Suasana hangat di antara kami terasa menyenangkan, seolah menghapus kepenatan yang sempat terasa di pagi hari.

Kami berjalan bersama menuju warung makan favorit yang terletak sekitar 150 meter dari kantor. Warung ini sudah menjadi pilihan utama kami setiap kali ingin menikmati makan siang di luar. Jalanan siang itu dipenuhi oleh karyawan dari berbagai kantor, semuanya tampak sibuk mencari tempat makan siang. Langkah kami terasa ringan, meski matahari siang itu bersinar cukup terik. Untungnya, angin sepoi-sepoi sesekali bertiup, memberikan sedikit rasa sejuk di tengah perjalanan. Suasana seperti ini mengingatkan saya pada masa-masa kuliah, ketika makan bersama teman-teman menjadi momen yang selalu dinantikan.

Setibanya di warung, aroma khas nasi goreng yang sedang dimasak langsung menyambut kami. Bau bumbu yang kaya, bercampur dengan aroma kecap manis dan bawang putih yang digoreng, langsung menggugah selera. Warung itu cukup ramai, dipenuhi oleh pengunjung yang juga sedang menikmati waktu makan siang mereka. Kami segera memesan makanan favorit kami: nasi goreng spesial dengan tambahan telur mata sapi, ditambah es teh manis yang dingin dan menyegarkan. Setelah memesan, kami mencari tempat duduk yang cukup untuk berlima. Beruntung, kami menemukan meja kosong di sudut ruangan yang cukup luas dan nyaman.

Sambil menunggu pesanan datang, obrolan kami semakin ramai. Faiz mulai menceritakan pengalamannya yang memalukan saat harus mempresentasikan laporan di depan atasan minggu lalu. Tatu, dengan antusias, berbagi kabar terbaru tentang rencana kantor untuk mengadakan outing di akhir bulan. Vera, seperti biasa, menjadi penggerak suasana dengan komentar-komentarnya yang penuh humor, membuat kami tak henti-hentinya tertawa. Dina, meski lebih pendiam, sesekali menimpali dengan candaan khasnya yang justru membuat suasana semakin hidup. Rasanya seperti waktu berjalan lebih lambat, memberikan ruang bagi kami untuk menikmati momen kebersamaan ini.

Saat sedang asyik berbincang, saya iseng membuka gadget dari saku celana untuk memeriksa notifikasi yang masuk. Setelah selesai membalas beberapa pesan, saya membuka aplikasi berita untuk melihat informasi terbaru. Saat menggulir layar, sebuah judul artikel menarik perhatian saya: "Momen Seru Para Siswi SMA Menikmati Makan Bergizi Gratis, Bawa Kerupuk dan Sambal dari Rumah." Judul itu membuat saya tersenyum kecil, penasaran dengan isinya.

Artikel itu mengisahkan bagaimana Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru saja diluncurkan pemerintah menjadi sumber kebahagiaan tersendiri bagi para siswa, khususnya siswi SMA. Salah satu unggahan video yang viral menunjukkan beberapa siswi berkumpul di meja makan, menikmati menu makanan gratis yang diberikan sekolah. Dengan ceria, mereka memamerkan tambahan kerupuk dan sambal yang mereka bawa dari rumah. Salah satu dari mereka bahkan bercanda, "Menu wajib ini, jangan lupa bawa kerupuk biar makin nikmat!"

Respons warganet terhadap video itu sangat beragam, namun sebagian besar memberikan dukungan positif. Beberapa mengenang masa sekolah mereka yang penuh keterbatasan, sementara yang lain mengungkapkan rasa syukur karena generasi saat ini mendapatkan perhatian yang lebih baik dalam hal pemenuhan gizi. Ada pula komentar yang memberikan saran agar program ini diperluas untuk mahasiswa yang tinggal di kos-kosan. Membaca artikel itu, saya merasa haru. Program sederhana seperti ini ternyata mampu menghadirkan kebahagiaan yang besar bagi banyak orang.

Tidak lama setelah itu, pesanan kami tiba. Aroma nasi goreng yang hangat dan menggoda langsung membuat perut kami semakin lapar. Kami mulai menyantap makanan dengan lahap, sambil melanjutkan obrolan ringan. Setiap suapan nasi goreng yang lezat terasa seperti hadiah atas kerja keras kami di pagi hari. Tawa dan canda terus menghiasi makan siang kami, membuat momen itu terasa istimewa.

Siang itu, meski sederhana, menjadi salah satu momen yang akan selalu saya ingat. Kebersamaan dengan rekan-rekan kerja, makanan yang lezat, serta cerita-cerita ringan yang menghangatkan hati, semuanya berpadu menjadi pengalaman yang membahagiakan. Dalam hati, saya bersyukur atas hari ini, atas teman-teman yang selalu mendukung, pekerjaan yang memberikan makna, dan momen-momen kecil yang mengingatkan saya bahwa kebahagiaan seringkali ditemukan dalam hal-hal sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun