Senin malam, tanggal 06 Januari 2025, sekitar pukul 20.30 WIB, saya akhirnya tiba di rumah setelah melalui perjalanan panjang yang cukup melelahkan. Hujan yang sangat deras mengguyur sepanjang perjalanan pulang, membasahi jalan-jalan, membuat genangan air di beberapa titik, dan menciptakan suasana dingin yang menyelimuti malam itu. Saya mengenakan jas hujan yang cukup tebal untuk melindungi diri, tetapi tetap saja beberapa bagian pakaian saya sedikit basah terkena percikan air hujan.
Sesampainya di rumah, langkah pertama yang saya lakukan adalah melepas jas hujan dan menggantungnya di dekat pintu agar dapat kering dengan sendirinya. Setelah itu, tanpa membuang waktu, saya langsung menuju kamar mandi. Air hujan yang sedikit membasahi pakaian dan tubuh saya membuat saya merasa tidak nyaman, sehingga mandi dengan air hangat menjadi pilihan terbaik untuk mengusir dingin yang terasa hingga ke tulang.
Di kamar mandi, saya mencuci tangan, wajah, dan tubuh dengan seksama, membiarkan air hangat mengalir perlahan, memberikan sensasi rileks yang sangat dibutuhkan setelah seharian penuh beraktivitas. Setelah selesai membersihkan diri, saya mengganti pakaian dengan yang lebih hangat dan nyaman. Udara malam yang dingin akibat hujan membuat saya merasa lebih tenang dan segar setelah mandi.
Ketika keluar dari kamar mandi, aroma teh manis hangat menyambut saya. Rupanya ibu saya sudah menyiapkan secangkir teh yang masih mengepul di meja. Keharuman teh itu membawa rasa hangat, tidak hanya di tubuh tetapi juga di hati saya. Saya mengambil cangkir tersebut, duduk di kursi kamar, dan menyeruput teh manis itu perlahan-lahan. Setiap tegukan teh memberikan kehangatan yang menyebar ke seluruh tubuh saya, mengusir rasa lelah yang tersisa.
Setelah tubuh merasa lebih nyaman, saya memutuskan untuk membuka laptop pribadi. Kebiasaan ini sudah menjadi bagian dari rutinitas malam saya, dimana saya memeriksa pekerjaan kantor untuk memastikan kembali tidak ada yang terlewat atau yang perlu diperbaiki. Saya membuka beberapa dokumen dan membaca ulang catatan-catatan pekerjaan hari ini. Setelah memastikan semuanya sudah selesai dengan baik, saya menutup file pekerjaan tersebut dan merasa lega karena tugas-tugas hari itu telah terselesaikan tanpa kendala.
Selesai dengan urusan pekerjaan, saya beralih ke hal yang lebih santai. Saya membuka portal berita favorit saya, mencari artikel-artikel terbaru untuk mengetahui perkembangan terkini. Saat menggulir layar, sebuah judul artikel langsung menarik perhatian saya: "Siswa SD di Makassar Selipkan Pesan Terima Kasih ke Prabowo di Tempat Makanan Bergizi Gratis."
Artikel berita tersebut menceritakan tentang pelaksanaan hari pertama program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Program ini, yang telah berjalan di 26 provinsi, meninggalkan kesan yang mendalam, terutama bagi anak-anak yang menjadi penerima manfaatnya. Salah satu kisah yang paling menyentuh adalah tentang seorang siswa Sekolah Dasar (SD) di Makassar yang menyelipkan secarik pesan di tempat makanannya.
Pesan itu ditulis di atas kertas kecil yang dirobek dari buku tulisnya. Tulisan sederhana itu berbunyi, "Makasih Pak Prabowo. Bapak adalah presiden terbaik," dilengkapi dengan gambar hati kecil di sudutnya. Pesan ini ditemukan oleh petugas dapur saat sedang membersihkan tempat makanan.
Kisah tersebut menyentuh hati saya. Di balik pesan sederhana itu, tersimpan rasa syukur yang tulus dari seorang anak yang merasakan manfaat langsung dari program ini. Hal ini juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa langkah kecil seperti memberikan makanan bergizi kepada anak-anak dapat membawa dampak besar dalam kehidupan mereka.
Dari kisah sederhana ini juga saya dapat menggambarkan betapa besar dampak positif dari program ini terhadap kehidupan anak-anak Indonesia, terutama mereka yang sebelumnya mungkin kesulitan mendapatkan asupan makanan bergizi.