40th, mengabdi jadi guru jujur berbakti
memang makan hati
oemar bakri banyak ciptakan mentri
oemar bakri profesor, dokter insinyur pun
jadi
tapi mengapa gaji guru oemar bakri
seperti dikebiri
Tulisan ini saya persembahkan buat para pendidik, guru bangsa. Yang telah mewakafkan hidupnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kiprahnya yang demikian hebat dengan dilaluinya tanpa kompensasi yang pas dari penguasa.
Umar bakri adalah sebutan bagi kaum guru dijaman jepang. Versi Iwan Fals yang mengenalkan sebutan nama tersebut. Sosoknya yang sangat sederhana dengan ditemani sepeda ontel sebagai alat transportasinya saat berangkat mengajar. Gajinya yang hanya cukup buat makan sehari-hari namun sang guru tak pernah mengeluh akan nasibnya.
Guru hanyalah guru. Muridnya bisa jadi presiden, Menteri, direktur BUMN dan pimpinan-pimpinan pemegang perusahaan lainnya. Guru sampai akhir hidupnya tetap guru dengan gaji pas-pasan.
Banyak orang berharap, dari mulai pemerintah, tokoh masyarakat, wakil rakyat, pengamat dan entinitas lainnya berharap guru menjadi tumpuan arah kemajuan bangsa. Karena kita sudah bersepakat bahwa pendidikan menjadi tonggak penting dalam membangun kemajuan bangsa. Tetapi pertanyaannya kenapa sosok yang menjadi tumpuan hanya diperhatikan sebelah mata.
Maka bersabarlah bagi para guru, bertawakallah bagi para pendidik. Janganlah tergoda dana BOS, DAK dan keuangan lainnya. Serta jangan lupa lakukan protes kerja keras terhadap para penguasa yang telah mengkebirikan tunjangan gaji mereka.
Lakukan perubahan-perubahan dengan diiringi totalitas dalam fungsi-fungsi pendidik. Yang bertujuan bahwa pendidik mampu memberikan pencerdasan bagi anak bangsa.
Dan mudah-mudahan Tuhan memberikan petunjuk bagi penguasa untuk peka dan sadar terhadap prilaku kebijakan yang tidak tepat bagi pemberian penghargaan kaum Umar Bakri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H