Mohon tunggu...
dr. Ayu Deni Pramita
dr. Ayu Deni Pramita Mohon Tunggu... Dokter - Suka menulis tentang kesehatan, investasi dan budaya

Seorang dokter sederhana berasal dari Bali yang ingin berbagi ilmu dan pengalaman melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspadalah Para Wibu, Menonton Anime Berlebihan Berdampak Kesehatan Mental

9 Agustus 2020   16:36 Diperbarui: 7 April 2021   10:23 5796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potongan gambar film anime Weathering with You. sumber: strawhatmanga.com

Beberapa anime Jepang sempat tertunda lantaran Covid-19, sehingga para pecinta anime terpaksa menelan kekecewaan dan harus sabar menanti kabar kapan akan dirilis. Kini memasuki era new normal, sejumlah anime episode baru sudah dirilis sejak bulan Juni 2020. Adapun anime yang sudah tayang seperti Ghost in the Shell, Aggretsuko, The Disastrous Life of Saiki K, Dorohedoro, dan masih banyak anime lainnya lagi.

Alasan menyukai anime

Awal kemajuan Jepang menciptakan animasi fiksi yang memasukkan cerita dari kehidupan nyata manusia, tentang robot, galaksi, dan bebagai kisah yang akan menggugah imajinasi para penikmat anime Jepang. Anime Jepang biasanya memiliki gambar yang berwarna cerah serta karakter yang unik dan penuh semangat. Alur ceritanya tidak terprediksi dan makin seru terhibur disetiap episode. Inilah yang membuat anime Jepang sangat popular sampai kancah Internasional. 

Tidak hanya bagi anak dan remaja, dewasapun juga menyukai koleksi anime Jepang. Selain menghibur, anime menampilkan kisah yang inspiratif, mengajarkan hal tentang hidup walaupun bentuknya animasi. Di samping itu, kita bisa mengetahui tradisi dan budaya masyarakat Jepang, karakter orang Jepang bahkan kita bisa belajar Bahasa Jepang. 

Penampilan para tokoh anime sangat nyentrik dan unik yang menyesuaikan karakter dari tokoh tersebut. Tak jarang, setiap tahunnya diadakan kontes Cosplayer di setiap negara. Cosplayer merupakan sebutan bagi orang yang bernampilan sesuai karakter anime, dimulai dari kostum, asesoris, make-up, dan gaya rambut.

Stadium Pecinta Anime

Tidak semua yang suka anime disebut Wibu. Baik anak, remaja sampai dewasa yang hobi menonton anime memiliki tingkatan berbeda.

  • Newbie, pecinta anime hanya sebatas menonton di televisi, seperti menonton kartun Jepang di acara TV atau membaca manga (kartun komik) ala kadarnya.
  • Anime lovers, bisa mengetahui banyak jenis anime namun tidak terlalu hafal nama tokoh dan alur cerita anime.
  • Otaku, penggemar berat anime atau manga dan berpengaruh terhadap kehidupan sosial. Biasanya mereka berdiam diri di rumah, mulai belajar menggambar kartun Jepang dan menikmati anime yang disukai sendirian.
  • Otamega, karena keseringan menonton anime hingga larut malam membuat kelelahan mata sehingga menggunakan kacamata. Kehidupan sosial tidak menjadi prioritas dalam hidupnya.
  • Nijikon, tidak hanya pecinta anime tapi sudah terobsesi dengan wujud karakter anime dan manga yang disukai. Mereka sering berimajinasi dan bernampilan tokoh anime yang disukai.
  • Hikikomori, selain bernampilan tokoh anime, mereka sudah menarik diri dari lingkungan sosial dan menghabiskan waktu 80 persen-nya untuk menonton anime dan membaca manga.
  • Weeaboo (Wibu), mereka tidak hanya berpenampilan tokoh anime tapi menyukai tempat kelahiran fans animenya, yaitu Jepang. Mengenakan pakaian Jepang, bertingkah laku layaknya orang Jepang, padahal belum pernah ke Jepang.
  • Wapanese, merupakan stadium terberat, sangat terobsesi budaya dan pasangan orang Jepang. Mereka sering berhalusinasi seperti tinggal di Jepang. Mereka menghabiskan waktu 100 % untuk menonton anime dan mempelajari banyak hal tentang Jepang

Ilustrasi pecinta anime. sumber: dafunda.com
Ilustrasi pecinta anime. sumber: dafunda.com

Dampak psikologis bagi penggemar berat anime

Hobi menonton anime boleh saja, asalkan tidak berlebihan. Apapun yang berlebihan tidak baik buat kesehatan. Apalagi sering menonton anime yang bertema kekerasan atau misteri pembunuhan, tema ini sangat berpengaruh terhadap psikologis .

Anime menyuguhkan cerita fiktif berimajinasi, membuat fans berat anime cenderung berhalusinasi. Mereka nantinyakurang bisa membedakan realita dunia nyata dan fantasi semu, sehingga tak jarang kerap memilih "jones" karena saking menikmati dunianya sendiri yang penuh imajinasi. 

Kegilaan dengan anime atau manga membuat mereka terdoktrin oleh budaya dan kebiasaan orang Jepang. Mereka menghabiskan waktunya hanya untuk menonton, menggambar anime atau berakting layaknya tokoh anime favoritnya. Perilaku inilah yang membuat mereka malas untuk bersosialisasi atau menarik diri dari pergaulan. Kebiasaan ini malah membuat mereka tidak produktif dan memicu gangguan kesehatan, seperti kegemukan, kekurusan atau insomnia.

Jadi buat orang yang hobi menonton anime, ingat jangan berlebihan karena akan berpengaruh pada perilaku psikologi dan kesehatan fisik. Sebenarnya hobi menonton anime selain menghibur diri dari kepenatan pandemi ini, juga memacu kita lebih berkreatifitas. Misalnya, menemukan ide pembuatan animasi (bagi yang hobi menggambar), belajar memasak kuliner Jepang atau mengembangkan percakapan bahasa Jepang. Terpentingnya, asal hobi menonton anime tidak mengganggu aktifitas sehari -- hari dan bisa berkreasi ke hal yang positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun