Mohon tunggu...
dr. Ayu Deni Pramita
dr. Ayu Deni Pramita Mohon Tunggu... Dokter - Suka menulis tentang kesehatan, investasi dan budaya

Seorang dokter sederhana berasal dari Bali yang ingin berbagi ilmu dan pengalaman melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Rasa Minder, Apakah Hal yang Wajar Menurut Teori Psikologi?

6 Juni 2020   19:32 Diperbarui: 7 Juni 2020   13:42 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa minder adalah hal wajar. Namun menjadi tak wajar jika berubah menjadi kompleks inferior, atau bahkan kompleks superior.

Adapun cara yang paling sehat mengobati perasaan inferior atau rasa minder:

1. Menerima dan mencintai diri sendiri apa adanya
2. Bekerja keraslah untuk memiliki potensi dan prestasi
3. Lakukan pengambangan diri dan skill

Akan tetapi, jika seseorang tidak dilengkapi dengan keberanian maka orang itu akan terjerumus kompleks inferior.

Kompleks inferior ini bisa juga berkembang menjadi kondisi khusus mental lainnya.

Semisal, ketika seseorang menderita kompleks inferior yang tidak memiliki keberanian yang kuat untuk melakukan perubahan yang baik dan tidak mau menerima "kegagalan dirinya", di saat titik itu dia akan berupaya untuk menebusnya dengan cara yang berbeda dan mencari jalan keluar yang lebih mudah, yakni dengan berlagak seakan-akan lebih superior.

Dia akan menikmati suasana superior yang semu, seperti dia adalah orang spesial, memiliki koneksi orang terkenal dan terkaya, memiliki prestasi yang tiada tanding, memiliki kekayaan yang lebih dibanding temannya, dan lain sebagainya.

Di lingkungan kita pun bisa ditemui superior semu. Ketika ada orang yang terlalu membanggakan dirinya, kekayaannya, kehebatannya, dan prestasinya yang paling bersinar di masa lalu, maka dikatakan mereka termasuk kompleks superior.

Mereka yang terlalu membanggakan berlebihan sebenarnya tidak memiliki keyakinan terhadap diri sendiri dan menyembunyikan perasaan inferiornya.

Ada banyak orang menginginkan sebagai "mahluk spesial"  bahkan saat mereka mengalami penderitaan mereka ungkapkan berlebihan bahwa mereka sangatlah lemah.

Sikap ini memancing agar orang-orang merasa sangat kasihan dan khawatir. Rasa khawatir terhadapnya akan semakin membuat sebuah kebiasaan untuk mencari belas kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun