Kita sering denger orang tua ngomongin gini “kamu mesti sekolah pinter, biar dapet kerjaan bagus, kantoran gitu.’’ Kepintaran yang kita dapat di sekolah selalu dikaitkan dengan peluang mendapatkan kerjaan yang bagus. Kita juga sering denger orang tua berkata seperti ini “ sekolah pinter biar bisa jadi PNS ( pegawai Negri ) jarang kita mendegar orang tua ngomong . “ kamu sekolah yang pinter supaya bisa jadi pengusaha top. Wuiihh.. seribu banding satu yang ngomong seperti ini.
Ini yang membuat Ir. Ciputra atau biasa dipanggil Pak Ci ngomong ke sana ke mari soal pentingya entrepreneurship bagi bangsa. Bayangin kalau semua sarjana jadi karyawan, siapa yang jadi bosnya? Yang pasti, jumlah tenaga kerja lebih besar dari lapangan kerja yang ada. Akibatnya Jelas banyak yang jadi pengannggura. Pak Ci Bilang, “ Bangsa Indonesia jadi susah maju soalnya semangat entrepreneurshipnya minim. Sarjana umumnya Cuma ingin cari kerja bukan menciptakan pekerjaan.’’
Padahal Indonesia itu sangat kaya luar biasa.Indonesia adalah pengasil gas alam ke delapan terbesar di dunia, pengasil batu bara dan emas ketujuh dunia, penghasil nikel dan tembaga terbesar di dunia. Indonesia juga penghasil karet nomor dua dunia. Bahkan Indonesia penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Sumber data alamnya kaya banget! Mestinya Indonesia bisa jadi Negara maju dan salah satu raksasa ekonomi dunia. Tapi kenapa gak? ‘’karena minimnya kemampuan entrepreneurship’’. Pak ci getol nyebarin virus entrepreneurship karena ia yakin kalau minimal ada 2% dari jumlah penduduk menjadi entrepreneurship Indonesia akan ma ju. Faktanya sekarang di Indonesia baru ada sekitar 400.000 entrepreneur.
Pak Cik gak Cuma omdo, Pak ci mendirikan universitas sendiri untuk Calon pengusaha Indonesia yaitu University Ciputra Entrepreneur Centre. Selain itu Pak Ci juga menyertakan pelajaran entrepreneur ke sekolah sekolahnya, muali dari Tk sampai perguruan tinggi! Wow.
Sedangkan Pak Ci sendiri dalam dunia usahanya tidak perlu diragukan lagi. Beliau lah yang menyulap kawasan Ancol yang kumuh, kotor,d an penuh sampah dan rawa menjadi Taman Impian Jaya Ancol.
Dari usaha yang dilakukan Pak Ci, beliau telah megurangi jumlah penganggran di Indonesia yaitu 14.000 orang.
Gagasan Pak Ci soal entrepreneurship harus kita pikirkjan. Coba amati fakta berikut.
1.Minat PNS sangat tinggi, padahal peluangnya sangat sedikit
Pemda Jakarta pernah buka lowongan PNS 959 orang. Berapa pelamarnya? 39.622 pelamar. Nah bagaimana nasib 38.500 pelamar yang ridak diterima?
2.Jumlah kerjaan terbatas, Jumlah Pelamar membludak
Salah satu stasiun Tv kita pernag membuka lowongan kerja untuk 500 orang. Berapa yang memperebutkan 500 tempat itu? 110 ribu orang!!
3.Pengangguran terdidik makin besar Jumlahnya
Tiap tahun ada sekitar 300.000 lulusan perguruan tinggi, sementara Cuma sedikir dari lulusan itu yang bisa mendapatkan pekerjaan.
4.Jumlah TKI terus bertambah
Kenapa ada banyak orang jadi TKI? Alas an utamanya karena mereka sudah berusaha cari pekerjaan di negeri sendiri, tapi hasilnya nihil. Karena di negeri kita sendiri lowongan kerja sangat terbatas dan mereka memutuskan utnuk merantau ke negeri orang. Dan kita tahu, kadang ada banyak nasib TKI kita di sana yang hidupnua justru memilukan.
Bukan berarti menjadi karyawan itu tidak baik atau salah. Tapi paling tidak kita punya cara pandang lebih luas bahwa sekolah itu buka untuk jadi karyawan, tapi bisa juga menjadi seorang entrepreneur yang membuat lapangan pekerjaan. Pintar di sekolah dengan tujuan jadi pengusaha?hmmm…. sepertinya itu cita cinta yang keren yang bsia kita wujudkan. Dan ini adalah nasihat bill Gates untuk anak muda yang ingin sukses.
‘’ membolak balik burger, cuci piring, jualan pulsa, berpanas panasan naik motor cari pelanggan sama sekali tidak menjatuhkan martabat kita. Jangan hanya demi GENGSI kita malu melakukan pekerjaan sampingan di luar jam sekolah yang bisa menjadi awal kita sukses!’’
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H