Mohon tunggu...
yudawa suseno
yudawa suseno Mohon Tunggu... wiraswasta -

A Happy father and a Proud Husband, Currently reside in Kanazawa Japan. Origin from Semarang,Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kanazawa Open Mosque 2015 Ditengah Isu ISIS

2 Februari 2015   15:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:57 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kanazawa Open Mosque 2015 ditengah isu Krisis ISIS

Kemarin nonton acara Kokoro no Tomo di MetroTV? ya kebetulan sedang edisi episode tentang Ishikawa Perfektur. Ishikawa terletak di pantai barat Jepang, menghadap langsung ke Laut Jepang. Kanazawa adalah ibukota dari Perfektur Ishikawa, Kanazawa terkenal karena banyak benteng, bangunan kuno dan kuil yang terpelihara dengan rapih. Bangunan kuno yang terpelihara dengan rapi di kanazawa dikarenakan daerah Kanazawa tidak ikut dalam peperangan jaman dahulu.

Selain budayanya, Kanazawa juga terkenal dengan beragam hasil lautnya karena memang termasuk kota pelabuhan walaupun kecil. Hasil laut yang terkenal disini adalah jumbo shrimp dan tentunya Jumbo Crap.. (yang harganya juga jumbooooooo).

Nah kebetulan pada minggu kemarin tanggal 31 Januari 2014 diadakan Kanazawa Open Mosque. Agenda tahunan yang baru dua kali diadakan di Kanazawa. Acara diadakan di masjid Umar bin Khattab, satu-satunya masjid di perfektur Ishikawa. Acara ini ditujukan untuk memperkenalkan Islam kepada masyarakat Jepang terutama masyarakat sekitar masjid dan kampus Kanazawa University.

Mengenai Islam di Jepang sendiri, khususnya Kanazawa, disini terdapat sekitar 100 orang muslim yang bekerja sebagai pekerja, mahasiswa, maupun orang Jepang asli. Kalau dilihat dari negara, disini ada dari negara Indonesia, Malaysia,Bangladesh, Arab Saudi, Mesir, Pakistan, dan Iran.

Pada acara Kanazawa Open Mosque ini hadir sekitar 15 orang Jepang, terdiri dari 8 pria dan sisanya wanita. Orang Jepang yang hadir pun tidak hanya dari warga sekitar maupun mahasiswa/i Kanazawa University, namun ada yang datang jauh dari kota Hakui di semenanjung Noto yang ternyata beliau juga adalah seorang anggota DPRD di kota Hakui. Beliau mengatakan bahwa dia penasaran tentang islam. Menurut pengalamannya, beliau sering menemui pekerja muslim di tempanya nongkrong atau minum-minum (budaya jepang), dan beliau berkata mereka baik-baik kok. tidak seperti ISIS yang sekarang lagi gencar di beritakan di media jepang. Parahnya lagi, penerjemahan ISIS menjadi Islamic Nation oleh media itu menjadi hal yang sedikit banyak menyudutkan Islam.

[caption id="attachment_366889" align="aligncenter" width="500" caption="Dok Pribadi"][/caption]


Acara sendiri berlangsung santai dalam bentuk tanya jawab seputar masalah Islam secara umum, isu ISIS, dan hal diluar keagamaan. Misal pertanyaan tentang wudhu, waktu sholat, arah shalat, mengapa harus seperti itu, mengapa pemisahan pria dan wanita, dan hal-hal simpel yang tidak terlalu berat. Seperti kita ketahui juga secara umum, orang Jepang memiliki batas yang jelas antara privacy dan umum. Agama adalah hal yang privacy, kita tidak bisa serta merta menawarkan/memberitahukan/menjabarkan tentang islam tanpa mereka meminta atau bersedia. Cara paling efektif adalah menunjukkan nilai keislaman kita dalam kehidupan sehari-hari, jika mereka tertarik, maka mereka akan bertanya, dari situlah baru bisa masuk. Kebetulan isu krisis ISIS yang sedang terjadi menjadi momen yang pas untuk orang Jepang bertanya mengenai Islam.

Diskusi tidak hanya tentang Islam, kadang tentang daily life, misalnya pertanyaan tentang "kenapa pergi ke Jepang? memilih Jepang? tidak negara lain?"
Yang dijawab beragam oleh orang Indonesia, ada yang menjawab, "kami orang islam diajarkan untuk mencari tahu tentang suatu hal kepada ahlinya, kebetulan keilmuan saya ahlinya ada disini, jadi kesinilah saya belajar menuntut ilmu.
Yang lain jga ada yang menjawab, "Untuk memperbaiki hidup kita harus belajar, menuntut ilmu demi penghidupan yang lebih baik, itu diajarkan dalam islam. maka dari itu saya kesini"

Kalau saya? sayang saya ga jawab, soale ga tunjuk tangan :v . tapi kalau saya menjawab..."Saya penasaran dengan kehidupan masyarakat jepang, yang cenderung lebih islami daripada negara yang mayoritas muslim. Kedisiplinannya, kebersihan, menghargai waktu, kerjasama, dan sebagainya. Selama saya disini saya ingin menyerap sebanyak mungkin nilai-nilai itu, setidaknya mampu merasakannya, untuk bekal dibawa pulang nanti"

Acara dihentikan untuk shalat dzuhur berjamaah, dan Alhamdulillah, Matsunaga san, anggota DPRD meminta izin, bolehkah ikut wudhu? bolehkan ikut shalat? ya tentu saja boleh. beliau mengatakan ingin merasakan apa itu wudhu dan bagaimana rasanya shalat.. semoga beliau diberikan Hidayah. aamiin..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun