Mohon tunggu...
Yuda Ady Baskara
Yuda Ady Baskara Mohon Tunggu... Animator - mahasiswa

saya berasal dari kabupaten blorajawa tengah

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pangan 2019: Petani Milenial untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional

30 Oktober 2019   01:00 Diperbarui: 30 Oktober 2019   01:10 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pangan tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita, Mulai kita lahir sampai tua pasti kita memerlukan makanan untuk bertahan hidup ? ya tentu saja.

Oleh sebab itu pangan selalu di cari oleh masyarakat, bahan pangan yang tersedian sekarang juga harus mementingkan mutu dan keamanan pangan, supaya bahan pangan yang di konsumsi mengandung semua kebutuhan yang di perlukan oleh tubuh. Dan bukan malah menjadi sumber penyakit maupun racun karena produk yang kurang bermutu kualitasnya. sehingga ini menjadi penting bagi pemerintah dengan mengajak anak anak generasi milenial supaya berminat untuk menjadi seorang petani yang suatu saat nanti menjadi penerus kita di masa yang akan datang. Akan tetapi banyak generasi milenial sekarang merasa tak acuh/ cuek terhadap pertanian, mereka lebih memilih bermain gedged dan geme onlen untuk mengisi waktu luang mereka daripada sekedar membantu orang tua di sawah. 

Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi, yang mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional adalah beras, karena banyak kabupaten di jawa tengah sebagai sentral penghasil beras unggulan. Memeringati hari pangan sedunia yang jatuh pada 16 Oktober yang lalu, DPRD jawa tengah mengingatkan kepada pemprov untuk memperhatikan sektor pertanian  sebagai lumbung pangan nasional. Salah satu yang harus di perhatikan adalah peningkatan anggaran di sektor pertanian, supaya pertanian di jawa tengah bisa lebih maju lagi, dalam pembahasan APBD 2020 DPRD akan lebih fokus mengawal pemprov jateng dalam penganggaran sektor pertanian lebih banyak. 

Pertama, harus memastikan bahwa tanah yang kita miliki terutama tanah pertanian itu betul betul mendukung ketahanan pangan, supaya tidak terjadi penurunan luas tanah di sektor pertanian, yang beralih fungsi menjadi perumahan ataupun perkebunan. Pak gubernur juga merencanakan bahwa jawa tenagh sebagai salah satu provinsi, yang menyangga kebutuhan pangan nasional . Oleh karena itu, pertama harus memastikan soal lahan pertanian  dan berapa luasnya, di setiap kabupaten/kota di jawa tengah yang di jadikan lahan pertanian. Kedua anggaran di sektor pertanian harus di tingkatkan lagi, supaya supsidi  pupuk  bisa merata di jawa tengah.

Selain itu, pemerintah juga mendorong peran pemuda di sektor pertanian. Terlebih lagi supaya menciptakan banyak petani milenial yang melek akan teknologi pertanian.  Ini seharusnya menjadi hal yang bagus apabila pemuda ikut aktif dalam mengelola tanah sawah.

Seluruh tanaman pangan yang ada di jawa tengah, setidaknya kita bisa menyiapkan pertanian kelas dunia, sehingga nantinya jawa tengah bisa mendapatkan satu kualitas produk pertanian yang memang hi-quality, dan itu sudah masuk dalam kualitas ekspor. Salah satu tujuan ekspor jawa tengah adalah jepang yang sudah siap menjadi offtakernya. Maka sebenarnya pangsa pasar ekspor yang memerlukan produk dengan kualitas yang tinggi itu bisa kita produksi. Harapannya petaninya tadi bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari hasil mengolah tanah pertanian mereka, sehingga mendorong generasi milenial setelah lulus SMA tidak merantau ke kota, dan menciptakan lapangan pekerjaan baru di desa. 

Ketahan pangan sendiri tidak pernah lepas dari UU No.18/2012 tentang pangan. Yang di sebutkan dalam UU tersebut bahwa ketahan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perorangan, yang di cerminkan dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,beragam,bergizi,merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, kayakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun