Mohon tunggu...
Yudaningsih
Yudaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati Bidang Sosial, Pendidikan dan Politik

Pemerhati bidang sosial budaya, pendidikan dan politik mengantarkan dirinya menjadi kolumnis media lokal dan nasional. Pernah mengenyam pendidikan di MTs-MA YTI Sukamerang Cibatu Garut, S1 PBA Tarbiyah IAIN SGD Bandung dan S2 Ikom Unpad. Mediator bersertifikat dari PMI MM UGM, Arbitrase Kanaka Yogyakarta juga legal drafting dari Jimly School of Law and Government Jakarta. Istri dari F.Saad dan Ibu 3 anak ini pernah mengemban amanat sebagai Dosen di beberapa PTS atl: STIKOM Bdg, Institut Manajemen Telkom, APIKES Bdg, STABA (Sekolah Tinggi Analis Bhakti Asih Bandung), Fikom Universitas Sangga Buana dan Telkom University. Pernah aktif di beberapa lembaga negara atl: 2010-2012 Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu) Kec Cimenyan Kab Bdg; 2013-2018 Komisioner KPU Kab Bdg; 2019-2024 Komisioner Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. Ketua Persma Suaka IAIN SGD Bandung juga Presidium Forum Pers Mahasiswa (FPMB) Bandung 1997/1998 ini aktif juga di Dewan Pakar ICMI Orwil Jabar dan ICMI Kota Bandung, Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhamadiyah Jabar juga Majlis Pembinaan Kader Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Provinsi Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rinduku di Sebrang Waktu

16 Januari 2025   20:00 Diperbarui: 16 Januari 2025   20:12 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bawah langit yang sunyi, aku termenung  

Mencari jejak langkahmu yang telah hilang

Emak, Bapak, ke mana rindu ini ku gantungkan  
Saat pelukanmu tak lagi bisa kurasakan

Dulu, rumah ini penuh tawa dan doa
Kini hanya sunyi yang menyisakan luka  
Aku rindu suaramu, Emak
Dan nasihat bijakmu, Bapak, yang selalu ku kenang di tiap langkah

Mata ini kerap mencari bayangmu  
Di setiap sudut, di setiap waktu
Namun hanya kenangan yang datang menyapa
Menghantar air mata dalam diam yang membara

Emak, Bapak, aku berdoa dalam setiap sujud
Agar kalian damai di tempat yang penuh rahmat
Doa ini ku titipkan pada angin malam
Mengantar cinta yang tak pernah padam

Aku rindu saat kau berkata, "Nak, jangan menyerah"  
Kini kata itu terngiang, meski tanpa suara
Kalian adalah cahaya di tengah gelapku
Menuntun langkahku, meski tanpa kehadiranmu

Emak, Bapak, biarlah rindu ini menjadi pengikat
Antara aku di sini dan kalian di akhirat
Sampai nanti, saat Tuhan mempertemukan kita
Rindu ini akan tetap ku jaga, selamanya

Sakagedang Cibatu Garut, 15 Desember 2024

Goresan pena sebagai penanda bahwa rindu ini kan selalu ada. Meski Emak sudah tiada 20 tahun silam, Bapak berpulang 2 tahun lalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun