Mohon tunggu...
Yudaningsih
Yudaningsih Mohon Tunggu... Dosen PTS di Bandung - Pemerhati Bidang Sosial, Pendidikan dan Politik

Pemerhati bidang sosial, pendidikan dan politik mengantarkan dirinya menjadi kolumnis media lokal dan nasional. Pernah mengenyam pendidikan di MTs-MA YTI Sukamerang Cibatu Garut, S1 PBA Tarbiyah IAIN SGD Bandung dan S2 Ikom Unpad. Mediator bersertifikat dari PMI MM UGM, Arbitrase Kanaka Yogyakarta juga legal drafting dari Jimly School of Law and Government Jakarta. Amanat sebagai Dosen di bbrp PTS atl: STIKOM Bdg, Institut Manajemen Telkom, APIKES Bdg, STABA (Sekolah Tinggi Analis Bhakti Asih Bandung), Fikom Universitas Sangga Buana dan Telkom University. Pernah aktif di beberapa lembaga negara atl: 2010-2012 Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu) Kec Cimenyan Kab Bdg; 2013-2018 Komisioner KPU Kab Bdg; 2019-2024 Komisioner Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. Ketua Persma Suaka IAIN SGD Bandung juga Presidium Forum Pers Mahasiswa (FPMB) Bandung 1997/1998 ini aktif juga di Dewan Pakar ICMI Orwil Jabar dan ICMI Kota Bandung, Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhamadiyah Jabar juga Majlis Pembinaan Kader Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Provinsi Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Asa di Balik Cita

16 Januari 2025   10:30 Diperbarui: 16 Januari 2025   10:18 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://warstek.com/langit

Kala mimpi kugantungkan di langit birudengan doa dan usaha yang tak kenal jemu

Namun kenyataan datang seperti badai malam
membawa kabar yang meremukkan harapan

Lembar seleksi yang tak memuat namaku
bagai pintu surga yang tertutup rapat
Padahal aku telah melangkah penuh keyakinan
menggenggam mimpi dengan hati yang mantap

Apakah kerja keras ini sia-sia
Apakah doa ini tak sampai di angkasa
Tanya-tanya menggemuruh dalam dada
membanjiri jiwa dengan kecewa yang nyata

Sebagai hamba nan berlumur dosa

hamba harus berlapang dada

atas taqdir dari Sang Maha
Semua yang terjadi atas kehendakNya jua


Kutahu, hidup tak berhenti di sini
setiap luka adalah guru dalam perjalanan ini
Tereliminasi bukan berarti terhenti
mungkin ada pintu lain yang lebih berarti

Aku akan bangkit, dengan hati yang tegar
menghapus air mata dan melangkah benar
Karena kecewa hanyalah bagian dari cerita
menuju takdir yang telah tertulis oleh-Nya

Gegerkalong, akhir Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun