Mohon tunggu...
Yudaningsih
Yudaningsih Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Bidang Sosial, Pendidikan dan Politik

Pemerhati bidang sosial, pendidikan dan politik mengantarkan dirinya menjadi kolumnis media lokal dan nasional. Pernah mengenyam pendidikan di MTs-MA YTI Sukamerang Cibatu Garut, S1 PBA Tarbiyah IAIN SGD Bandung dan S2 Ikom Unpad. Mediator bersertifikat dari PMI MM UGM, Arbitrase Kanaka Yogyakarta juga legal drafting dari Jimly School of Law and Government Jakarta. Amanat sebagai Dosen di bbrp PTS atl: STIKOM Bdg, Institut Manajemen Telkom, APIKES Bdg, STABA (Sekolah Tinggi Analis Bhakti Asih Bandung), Fikom Universitas Sangga Buana dan Telkom University. Pernah aktif di beberapa lembaga negara atl: 2010-2012 Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu) Kec Cimenyan Kab Bdg; 2013-2018 Komisioner KPU Kab Bdg; 2019-2024 Komisioner Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. Ketua Persma Suaka IAIN SGD Bandung juga Presidium Persma Bandung 1997/1998 ini aktif juga di Dewan Pakar ICMI Orwil Jabar dan ICMI Kota Bandung, Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhamadiyah Jabar juga Majlis Pembinaan Kader Pimpinan Wilayah 'Aisyiyah Provinsi Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Reaktualisasi Nilai Spiritual dalam Komunikasi Bermedia

7 Januari 2025   09:30 Diperbarui: 7 Januari 2025   08:58 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di era digital, komunikasi melalui media telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Komunikasi bermedia di era digital sangat penting karena kemampuannya untuk meningkatkan produktivitas, memperluas jaringan, dan memperkuat hubungan. Namun, pesatnya perkembangan teknologi seringkali membuat manusia terjebak dalam arus informasi yang serba cepat tanpa memperhatikan nilai-nilai spiritual yang seharusnya menjadi landasan dalam berkomunikasi. Padahal, komunikasi bermedia yang baik tidak hanya soal penyampaian informasi, tetapi juga tentang membangun hubungan yang bermakna dan beretika.  
Nilai-nilai spiritual sendiri merujuk pada prinsip-prinsip moral dan etika yang berakar pada keyakinan dan kesadaran manusia terhadap Tuhan, diri sendiri, dan sesama. Dalam konteks komunikasi bermedia, nilai-nilai ini menjadi panduan untuk menciptakan interaksi yang lebih manusiawi, beradab, dan berlandaskan pada kebenaran. Beberapa nilai spiritual yang relevan dalam komunikasi bermedia adalah:  
1. Kejujuran. Dalam bermedia, kejujuran merupakan inti dari komunikasi yang sehat, penting untuk menyampaikan informasi yang benar, tidak memanipulasi fakta, atau menyebarkan hoaks. Kejujuran mencerminkan integritas pribadi dan menghormati hak orang lain untuk mendapatkan informasi yang akurat.  
2. Keadilan. Dalam komunikasi bermedia, keadilan berarti memberikan ruang yang seimbang bagi berbagai pihak untuk menyampaikan pandangan mereka. Media yang adil tidak berpihak secara berlebihan dan menghormati keberagaman opini.  
3. Empati. Kemampuan untuk memahami dan merasakan situasi orang lain menjadi landasan dalam menyampaikan pesan yang tidak melukai perasaan orang lain. Empati membantu menciptakan komunikasi yang harmonis dan penuh penghargaan terhadap perbedaan.  
4. Kesantunan. Kesantunan dalam komunikasi bermedia mencakup penggunaan bahasa yang baik, tidak provokatif, dan menghindari ujaran kebencian. Hal ini penting untuk menjaga suasana yang kondusif dan mencegah konflik.  
5. Tanggung Jawab. Setiap pesan yang disampaikan melalui media membawa konsekuensi. Oleh karena itu, penting untuk bertanggung jawab atas dampak dari pesan tersebut, baik secara moral maupun sosial.  

Untuk menerapkan nilai-nilai spiritual dalam komunikasi bermedia, langkah-langkah berikut dapat dilakukan:  
1. Memverifikasi Informasi Sebelum Menyebarkan. Sebelum membagikan informasi, pastikan bahwa sumbernya terpercaya dan isinya benar. Dengan demikian, kita tidak menjadi bagian dari penyebaran informasi yang menyesatkan.  Membiasakan untuk cek fakta dengan sikap WAKUNCAR (Waspada dalam menerima informasi, Kunjungi website sebagai sumber informasinya dan Cari informasi yang sama untuk mengetahui kebenarannya) serta jalankan konsep ABCD: Amati, Baca, Cek dan Diskusi.
2. Menghindari Konten Negatif.  Hindari menyebarkan konten yang berisi ujaran kebencian, fitnah, atau provokasi. Sebaliknya, gunakan media untuk menyebarkan pesan yang membangun dan inspiratif.  
3. Berkomunikasi dengan Niat Baik. Dalam setiap interaksi, pastikan niat kita adalah untuk memberikan manfaat bagi orang lain, bukan untuk merugikan atau menciptakan permusuhan.  
4.  Menggunakan Media untuk Kebaikan. Media dapat menjadi sarana untuk berbagi nilai-nilai positif, seperti mempererat silaturahmi, menginspirasi orang lain, atau mendukung gerakan sosial yang bermanfaat.  

Epilog 
Komunikasi bermedia yang berlandaskan nilai-nilai spiritual tidak hanya menciptakan interaksi yang bermakna, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Dengan menerapkan nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, empati, kesantunan, dan tanggung jawab, media dapat menjadi alat untuk membangun peradaban yang lebih baik. Di tengah arus digitalisasi, menjaga nilai-nilai spiritual adalah upaya untuk memastikan bahwa teknologi tetap menjadi berkah, bukan ancaman bagi kemanusiaan.   Dengan kesadaran spiritual, komunikasi bermedia dapat menjadi sarana untuk menyebarkan kebaikan dan memperkuat harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun