Mohon tunggu...
Yuda Muhamad Hardiansyah
Yuda Muhamad Hardiansyah Mohon Tunggu... Buruh - Penulis ugal-ugalan

Dreamer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kerja Sama Lintas Generasi

3 November 2019   13:57 Diperbarui: 3 November 2019   14:01 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada awalnya koperasi lahir sekitar abad ke 20 atau lebih tepatnya di tahun 1896 oleh R. Aria Wiraatmadja yang pada saat itu membangun sebuah bank untuk para pegawai negeri. Apabila di kalkulasikan maka umur dari pada koperasi sudah berkisar 100 tahun. Sistem yang di anut sejak dahulu juga tidak berubah seperti halnya pada zaman sekarang. Sehingga tentu sangat di perlukan sebuah sistem untuk pengenalan manfaat dan sejarah dari pada koperasi dengan generasi pada zaman sekarang atau yang juga dikenal dengan generasi milenial.

Hakikatnya generasi milenial lebih tertarik dengan kesibukan terhadap gawainya dibandingkan dengan lingkungan sosial sehingga menimbulkan kurangnya kepedulian terhadap sekitarnya. Hal ini tentu bertolak belakang dengan asas dari pada koperasi yang merupakan gotong royong, ditetapkan melalui keputusan kongres pertama kali pada tahun 1947 di Tasikmalaya. Lunturnya sikap dari pada gotong royong terlihat nyata dengan banyaknya masyarakat yang memiliki sikap anti sosial. Mempertahankan asas atau juga prinsip dasar dari gerusan zaman merupakan satu-satunya pilihan dengan tujuan tetap menghidupkan sebuah organisasi seperti halnya koperasi.  

Bagaikan pisau bermata dua sebenarnya penggunaan gawai juga dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga menghasilkan manfaat sebesar-besarnya hal ini juga tidak dipungkiri untuk penggunaannya terhadap koperasi. Masyarakat generasi milenial lebih suka terhadap gawai maka koperasi harus berada di dalam gawai tersebut untuk dapat disukai oleh masyarakat. Gotong royong yang ada pada dunia nyata luntur maka harus dibangun kembali antara lain di dunia maya, pembangunan sikap gotong royong di dunia maya dimaksudkan dengan kemudahan teknologi untuk mendekatkan yang jauh sehingga gotong royong atau bekerja bersama-sama dapat dilakukan dengan cakupan yang luas.

 Era globalisasi mendorong segala percepatan dan kemudahan dibidang apapun, sehingga sebenarnya pemanfaatan tujuan utama dari koperasi yaitu keuntungan untuk setiap anggotanya dapat terlaksana. Generasi milenial menjadi tokoh utama pada zaman sekarang dalam hal pembangunan ekonomi, sosial dan juga budaya melalui koperasi. Sumber daya milenial dapat mengembangkan koperasi baik koperasi simpan pinjam, konsumen, produsen, jasa dan serba usaha dengan dibantu oleh teknologi. Selain dari segi hasil usaha yang dapat meningkat juga dalam modal usaha juga dapat mudah dilakukan. Pemanfaatan media sosisal yang bisa mencangkup siapapun, kapanpun dan dimanapun menjadi cikal bakal koperasi membangun perekonomian terutama masyarakat kecil dimanapun secara luas.

Kemudahan yang didapatkan sangat perlu untuk dimanfaatkan, sehingga sebenarnya koperasi dan generasi milenial bukanlah sebuah ancaman dan tetapi sebaliknya. Dengan teknologi dan sumber daya manusia unggul maka koperasi dapat berkembang secara pesat untuk dapat menghidupkan kembali perekonomian masyarakat terutama masyarakat kecil. Untuk itu maka diperlukan adanya sistem digital melalui gawai untuk dapat mengembangkan koperasi dengan tetap mempertahankan asas gotong royong yang malah dapat dilakukan dengan cakupan lebih luas dibandingkan zaman dahulu yang hanya dapat dilakukan oleh lingkungan sekitar.

Regenerasi koperasi sudah sepatutnya dilakukan mengingat usianya yang sudah terlampau tua, dengan mengikuti perkembangan zaman yang dilakukan generasi milenial maka koperasi di yakini dapat berkembang jauh lebih pesat dengan upaya tetap tidak menghilangkan nilai-nilai yang telah dibangun semenjak dahulu kala.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun