Desa Bugeman memiliki daya tarik tersendiri dalam bidang budaya dan keseniannya, desa ini memiliki adat Ojhung yang dilakukan pada setiap tahunnya dalam acara selamatan desa. Ojhung merupakan praktik pertandingan dua orang yang saling adu pukul secara bergantian dengan menggunakan rotan. Selain itu, terdapat potensi lain seperti mamacah atau tembang macapat yang dilakukan setiap prosesi rokat, sedangkan rokat adalah prosesi selamatan yang biasanya dilaksanakan oleh masyarakat setempat untuk tolak bala. Potensi kebudayaan lokal di desa ini tidak hanya dari segi ritus saja. Namun, terdapat kesenian dan teknologi tradisional lainnya yang tetap diwariskan secara turun temurun.Â
Kesenian dan teknologi tradisional tersebut diinisiasi oleh Sanggar Tari Kembang Molja dan beberapa pengrajin kayu di wilayah setempat. Kesenian tersebut berupa seni tarian dengan diiringi musik gamelan yang merdu dalam semua tariannya, tarian yang paling terhighlight pada sanggar tari ini yakni Seni Tari Ojhung. Seni Tari Ojhung diprakarsai oleh Sanggar Tari Kembang Molja pada tahun 2015 yang terinspirasi dari tradisi setempat yakni Ojhung. Tarian ini dilakukan sebelum atraksi Ojhung dimulai. selain itu, banyak tarian lain yang sudah dikenal oleh masyarakat setempat bahkan hingga internasional.
Teknologi tradisional dari desa Bugeman pun tidak kalah saing juga dengan kesenian tariannya, desa ini terkenal pula dengan kerajinan kayunya. Â Kerajinan kayu di desa ini cukup variatif, namun untuk yang paling terkenal salah satunya yaitu kerajinan kendang. Kerajinan kendang ini juga sudah terkenal hingga nasional bahkan mancanegara. Kualitasnya pun tidak perlu diragukan lagi, dari potensi kebudayaan dan kesenian tersebut mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Jember mencoba untuk menginisiasi desa Bugeman menjadi desa wisata.
Potensi kebudayaan dan kesenian desa Bugeman ini memiliki daya tarik dan berpeluang menjadi destinasi wisata. Oleh karena itu, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Jember menginisiasi melalui koordinasi dengan perangkat desa Bugeman beserta stakeholder setempat seperti; Sanggar Tari Kembang Molja, budayawan setempat, dan pelaku UKM dan UMKM lokal. Koordinasi melalui focus group discussion (FGD) dan melalui rapat-rapat internal. Hasil dari rapat dan koordinasi tersebut menghasilkan pembentukan komunitas dan pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa Bugeman.
Hal ini dilakukan untuk menambah profitabilitas dalam aspek kebudayaan dan kesenian lokal. Proses ini dilakukan melalui mapping kebudayaan dan kesenian serta UKM dan UMKM, kemudian berlanjut dengan pembentukan komunitas budaya dan komunitas UMKM yang muaranya akan menjadi unit dari BUMDESA. Melalui BUMDESA dapat dilakukan promoting potensi-potensi tersebut. Promoting tersebut akan dilakukan melalui website dan media sosial lain seperti ; Youtube, Instagram, Tiktok, serta platform lain yang berguna dalam bidang pemasaran dan promoting.
Perlunya komunitas dalam hal ini guna menyinergikan komponen-komponen yang diperlukan dalam pembentukan BUMDESA dan Pokdarwis desa Bugeman. Selain itu, koordinasi dengan kecamatan dan dinas-dinas terkait seperti; Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Situbondo, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Situbondo, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Situbondo, serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Situbondo. Koordinasi dengan pihak-pihak tersebut guna memudahkan dalam urusan birokrasi dan administrasi di bidang kelembagaan desa. Setelah melakukan koordinasi dan pembentukan komunitas mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Jember juga akan membuat sebuah event untuk menunjang pengenalan sekaligus mempromosikan komunitas baru desa Bugeman. Selain itu, komunitas baru ini akan kolaborasi dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Jember dalam perencanaan dan pencanangan mengenai desa wisata budaya.
Harapannya dengan didirikannya komunitas budaya dan komunitas UMKM dapat melanjutkan dan merealisasikan desa Bugeman yang memiliki segudang potensi kebudayaan dan keseniannya menjadi desa wisata budaya Kabupaten Situbondo.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI