Rencana Pemkab Ponorogo untuk memoles wajah jalan Haji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto menjadi jalan icon layaknya jalan Malioboro di Jogjakarta tidak main-main. Sebelumnya, tim dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian dan Pengambangan (Bappeda Litbang) Ponorogo melakukan studi banding ke kota gudeg tersebut.
Hasilnya, dengan perubahan di sana, ekonominya bisa tumbuh. Dengan tujuan itu, pembangunan pedestrian di jalan HOS Cokroaminoto nantinya juga mendongkrak ekonomi di jalan tersebut. Sebab, selama ini jalan yang dulunya bernama Soekarno-Hatta tersebut menjadi salah satu pusat ekonomi di bumi reyog.
"Dengan pelebaran pedestrian, niscahya akan mengundang banyak orang. Baik dari dalam maupun luar Ponorogo," katanya.
Panjang jalan HOS Cokroaminoto ini sekitar 700 meter, dengan lebar 17 meter. Prinsip pedestrian itu nantinya akan melebarkan trotoar, sebanyak 2,5 meter di ruas kiri dan kanan jalan.
"Sekarang lebar jalan 17 meter, dikurangi 5 meter untuk pembangunan trotoar. Masih ada 12 meter jadi masih luas, di Malioboro saja jalannya hanya 9 meter," katanya.
Untuk mengantisipasi banyaknya pengunjung, Sumarno menyebut pihaknya sudah mempersiapkan beberapa lahan parkir kendaraan. Untuk lahan parkir jangka pendek ini bisa di depan SMPN 1 Ponorogo, depan Denpom, Masjid Al Hikmah, Warung Libra dan depan Apotek Nasruhan.
Sementara untuk alternatif parkir jangka panjang, bisa di SMPN 3 Ponorogo dan tanah milik Kodim 0802 Ponorogo. Jalan HOS Cokroaminoto saat ini berlaku satu arah ke selatan saja, Bappeda nantinya akan menyerahkan arus kendaraan ini pada Dinas Perhubungan dan Satlantas Polres Ponorogo.
Sugiri menjelaskan, Face Off Kota Ponorogo adalah program untuk mempercantik Ponorogo dengan membangun kawasan Pasar Legi hingga Jalan HOS. Cokroaminoto, sebagai pusat kegiatan ekonomi dan budaya. Karena itu dalam sosialisasi tersebut, bupati mengundang para pemilik toko di kawasan tersebut.
"Dengan sosialisasi ini meski ada perbedaan pandangan, Â namun tetap satu tujuan demi mempercantik Kota Ponorogo yang multiplayer effect-nya adalah menggerakkan ekonomi masyarakat. Anggaran pembangunan Face Off Kota Ponorogo ini nantinya hasil dari gotong royong semua elemen dan organisasi masyarakat Ponorogo," ujar Sugiri Sancoko.
Menyikapi adanya perbedaan pandangan dalam program tersebut, Sugiri berjanji akan menampung untuk kemudian dicarikan solusinya."Berbeda pendapat kita maklumi, kita tampung, kita setujui, dan kita lakukan pendekatan," imbuhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H