Pancasila bukan hal yang asing bagi Masyarakat Indonesia. Sebagai ideologi dan dasar negara, Pancasila menjadi pedoman dalam hidup masyarakat yang berbangsa dan bernegara tanah air. Karena nilai-nilai Pancasila hasil perenungan para pencipta nya, sehingga Pancasila dianggap cocok sebagai fondasi negara Indonesia. Namun, saat ini banyak pantangan Pancasila yang mulai muncul di sekitar lingkungan masyarakat.
Di era modern mulai masuk globalisasi, kemajuan teknologi, bahkan nilai sosial yang di antara nya melunturkan nilai-nilai Pancasila, sehingga mengancam pemahaman nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila yang berdampak pada integritas bangsa. Berikut ini adalah Tiga Contoh Pantangan Pancasila di Era Modern serta pentingnya Edukasi Pendidikan Pancasila dan menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup agar Pancasila tetap eksis di zaman modern.
UJARAN KEBENCIAN
Maraknya ujaran kebencian yang muncul melalui internet dapat merusak kesehatan mental, yang berarti tidak mencerminkan nilai sila kedua yaitu "Kemanusiaan yang adil dan beradab," biasanya pelaku menyebarkan kalimat tidak senonoh di media sosial. Hal ini juga bertentangan dengan nilai persatuan Indonesia, karena menciptakan perpecahan kelompok masyarakat. Walaupun menyebar kebencian sangat mudah dilakukan, namun cara memberhentikan orang-orang yang mengujar kebencian cukup terbilang sulit. Tetapi, pengguna media sosial bisa membatasi kalimat negatif yang berpotensi menyinggung bahkan melaporkan komentar tersebut melalui fitur-fitur yang tersedia.
MASUKNYA BUDAYA ASING
negatifnya. Budaya asing dapat mempermudah kehidupan sehari-hari melalui inovasi baru dari negeri sebrang yang kita dapatkan, kita juga bisa memperluas wawasan melalui kemajuan teknologi dan menjangkau informasi luas. Namun, hal ini dapat mengancam identitas bangsa jika kita tidak bijaksana dalam menyaringnya. Memanfaatkan budaya asing secara berlebihan dapat memudarkan kearifan lokal, sehingga nilai-nilai tanah air tidak dapat dikenali generasi berikutnya dengan baik. Untuk mengatasi dampak negatif ini harus memiliki komitmen yang tinggi untuk melestarikan budaya yang dimiliki bangsa secara turun-temurun.
Masuknya budaya asing tidak hanya berdampak positif, ada pula dampakÂINTOLERANSI ANTAR AGAMA
Dalam sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa," menegaskan bahwa penting bagi kita untuk menghormati kepercayaan setiap umat yang beragama. Di era modern ini, banyak generasi muda yang menyepelekan kepercayaan orang lain terhadap Tuhan yang padahal hal tersebut sangat tidak mencerminkan nilai sila pertama. Kita bisa meningkatkan Pendidikan Agama serta Budi Pekerti untuk membangun moral yang tinggi pada generasi kita yang akan diturunkan pada generasi berikutnya.
Tiga contoh di atas adalah cara untuk menyadarkan kita sebagai bangsa Indonesia agar tetap menanamkan nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari untuk menghargai para pahlawan kita yang telah gugur, serta menciptakan gaya hidup yang sejahtera.