Glukomanan merupakan serat pangan yang sebagian besar berasal dari umbi-umbian. Di Indonesia Porang merupakan salah satu umbi yang mengandung glukomanan.Â
Tingginya serat pangan diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang cukup banyak terutama pada orang yang mengalami obesitas karna dengan jumlah serat yang tinggi dapat membantu seseorang tetap kenyang dalam jangka waktu yang panjang dalam jumlah makanan yang sedikit.
Pada penderita diabetes jumlah serat yang tinggi diperlukan untuk memperlambat proses penyerapan glukosa dalam tubuh dan meningkatkan sensitifitas insulin. Selain itu, serat juga dapat meningkatkan kesehatan mikroba pada usus karena dapat menjadi prebiotik yang dapat difermentasi oleh bakteri yang ada didalam tubuh.
Glukomanan memiliki sifat yang dapat menyerap air dalam jumlah yang besar, membentuk gel, dan tidak memberikan rasa. Hal ini mendukung pembuatan glukomanan menjadi bahan pangan pokok yaitu, nasi dan mie dengan beberapa proses tahapan yang menggunakan teknologi pendukung.
Beras Analog
Beras menjadi salah satu makanan pokok di Indonesia, pengolahan keberlanjutan pada beras memang diperlukan juga untuk mencapai ketahanan pangan sehingga di inovasikan beras dari glukomanan.Â
Beras yang dibuat dari glukomanan dikenal dengan beras analog. Beras analog berbeda dengan beras pada umunya yang berasal dari tanaman padi (Oryza Sativa).Â
Keunggulan beras analog memiliki serat yang tinggi, memiliki tekstur yang lebih kenyal, mudah menyerap rasa yang ada pada bumbu masakan dan proses pembuatan beras analog yang sangat singkat.
Kekurangan dari beras analog yaitu, tidak memiliki karbohidrat, protein, dan mikronutrien lainnya yang ada pada beras yang berasal dari padi. Namun kurangnya karbohidrat, protein, mikronutrien lainnya dapat diminimalisir dengan makanan pendamping. Selain itu, beras analog juga memiliki harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan beras dari tanaman padi.
Adapun cara memasak beras analog yaitu sebagai berikut:
1. Siapkan Beras Analog pada tempat makan