Viewpoint. Inspirasi Ibu, Harta Terindah dalam Karya-karya Jango dan Uuk
Ibu adalah sumber kehidupan. Ibu adalah pendidik paling utama bagi setiap anak-anaknya. Selain itu Ibu adalah sosok yang paling dicintai oleh semua orang dan menjadi kerinduan tiada tara manakala telah pergi ke alam fana.
Jango dan Uuk sangat merasa, betapa inspirasi Ibu telah hadir dalam karya-karyanya. Memang, mereka tidak sedang melukis sosok atau pemikiran ibunya, namun mereka memiliki kesamaan perasaan dalam mengungkapkan karya-karya yang selama ini mereka hasilkan.
Secara pribadi saya sangat mengenal dekat mereka berdua, sehingga ketika mereka menempatkan ingatan sosok ibunya sebagai bagian pengolahan jiwanya, saya justru lebih melihat pada relasi semangat penciptaan karyanya.
Sanur Bali, pendeknya adalah ingatan kebersamaan sebagai adik kakak dalam keluarga, berkarya di studio masing-masing dalam satu halaman rumah, serta membuktikan mereka berhasil membangun konstruksi pemikiran yang berbeda dalam merespon bergagam persoalan.
Ketika melihat karya-karya mereka dalam pameran kali ini di Maya Art GalleryJango Pramartha dan Uuk Paramahita adalah seniman yang memiliki sejarah perjalanan berkesenian secara akademis. Jango alumni Desain Grafis Universitas Udayana (1991) dan Uuk alumni Seni Lukis ISI Denpasar (2003).
Jango berproses seni dalam tahab mula melului karya-karya kartun. Kartunnya  sarat protes dan kaya makna, mengkritisi kebudayaan Bali dalam dinamika perubahannya.
Begitu halnya Uuk Paramahita, ia menggeluti seni rupa melalui pemikiran yang lebih  pada penyajian kontemplasi sebagai praktek seni rupa sosial. Pada karya Uuk, saya melihat bahwasanya ia lebih berbicara pada konsep keseimbangan, kedamaian dan keindahan ketimbang penggugatan secara radikal.
Mengenai karya-karya yang dipamerkan, Jango mengatakan "Pengalaman personal saya sangat mempengaruhi bagaimana saya berproses, seperti hal-hal yang bersentuhan dengan alam, berbagai karakter manusia, baik di Bali maupun pergaulan internasional."